tirto.id - Naskah Khutbah Jumat terbaru pekan ini mengambil tema tentang sunah apa saja yang bisa diamalkan setelah seseorang selesai menjalani ibadah haji.
Bismillaahirrahmaanirraahiim,
Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh..
Segala puji bagi Allah, kami memohon ampun dan berlindung kepada Allah dari kejahatan jiwa.
Salawat dan dan salam tercurah kepada junjungan kami Muhammad Salallaahu 'alaihi wasallam, keluarganya, dan para sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti mereka dalam kebaikan sampai hari kiamat. Amma ba'du.
Alhamdulillah hari ini kita masih dipertemukan kembali dalam majelis salat dan khotbah Jumat, tanggal 15 Juli 2022.
Naskah Khutbah Jumat Singkat Terbaru
Umat Islam baru saja melewati Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah, yang kita menyebutnya juga sebagai Lebaran Haji atau Iedul Qurban.
Saudara-saudara kita sebagian juga telah selesai menjalankan ibadah Haji di Makkah, semoga semuanya bisa menjadi haji dan hajjah yang mabrur mabruroh, Aamiin ya rabbal 'alaamiin.
Haji secara bahasa disebut dengan al-qashd, artinya sengaja atau sadar, haji juga bisa disebut dengan al-‘aud yang berarti kembali dan at-tikrâr atau berulang kali.
Dari istilah-istilah ini, yang bisa kita ambil maknanya bahwa ibadah haji adalah mengajak manusia untuk selalu sadar bahwa dirinya berasal dari Allah dan akan kembali pada Allah SWT.
Kesadaran ini haruslah terus ada dalam sanubari seorang manusia agar agar bisa menggapai kebahagiaan hidup yang hakiki.
Selain itu, dengan berhaji, manusia juga diajarkan tentang kesadaran terus-menerus agar kembali kepada Allah. Ini merupakan hal penting, karena kehidupan di dunia itu fana, sehingga akan membuat manusia terlena.
Terkadang manusia bisa lupa bahwa ia berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Haji mengajak semua umat manusia agar ingat tentang kesadaran innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji’ûn yang artinya "sesungguhnya kita berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya." (QS. Al-Baqarah: 156).
Kesadaran tentang hal di atas akan mengantarkan manusia kepada kesucian hakiki. Karena itu, orang yang berhaji secara serius dan total akan kembali layaknya bayi yang baru lahir dari rahim ibunya sebab ia sadar betul akan status kehambaannya di hadapan Allah SWT.
Beribadah haji menunjukkan tentang keikhlasan seseorang untuk tunduk dan patuh hanya kepada Allah SWT.
Talbiyah merupakan kalimat pertama yang diucapkan seorang muslim ketika melaksanakan ibadah haji.
Talbiyah pada hakikatnya adalah pemurnian tauhid kepada Allah dan mencampakkan segala bentuk syirik.
Baginda Rasulullah SAW bersabda:
“Aku memenuhi panggilanMu ya Allah aku memenuhi panggilanMu. Aku memenuhi panggilanMu, tiada sekutu bagiMu, aku memenuhi panggilanMu. Sesungguhnya pujian dan nikmat adalah milikMu, begitu juga kerajaan, tiada sekutu bagiMu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dengan mengucapkan kalimat tersebut jamaah haji memproklamasikan keikhlasannya dalam menyambut panggilan Allah untuk berhaji, semata-mata hanya bagi Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang melaksanakan haji karena Allah dengan tidak berbuat rafas (kata-kata kotor) dan tidak berbuat fusuq (durhaka), dia kembali suci seperti bayi yang baru dilahirkan dari kandungan ibunya (tanpa dosa)," (HR. Bukhari dan Muslim).
Inilah salah satu keistimewaan orang yang berhaji yang bisa mengantarkan seseorang kepada kenikmatan surga, sesuai sabda Rasulullah SAW:
Dari Abi Huraerah ra., Rasulullah SAW bersabda: "Haji yang mabrur tiada imbalan yang setara kecuali surga." (HR. Muttafaq ’Alaih), masya Allah..
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Tentu kita berharap setelah pulang menjalani ibadah haji di Tanah Suci Makkah, para jamaah Haji bisa terus melakukan amal saleh.
Para haji dan hajjah ini juga diharapkan dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.
Setidaknya, ketika kembali di kampung halaman, ada hal-hal yang dianjurkan untuk dilakukan oleh para jamaah haji.
Seperti dikutip laman NU Online, dalam kitab Hasyiyatul Qalyubi wa Umairah dituliskan:
“Seseorang haji bersama keluarganya dianjurkan dan membawa hadiah saat pulangnya. Apabila pulang dari perjalanan, meskipun perjalanan yang tidak terlalu jauh, ia dianjurkan membawa hadiah untuk keluarganya, dan mengutus orang untuk memberi kabar kepada keluarganya bila mereka belum mengetahui kedatangannya. Sebaiknya, jangan mendatangi mereka (sampai di rumah) pada waktu tengah malam."
Membawa hadiah ini sebenarnya tidak hanya berlaku bagi jamaah haji, tapi siapapun yang usai melakukan perjalanan disunahkan membawa buah tangan untuk anak, istri, dan saudaranya.
Anjuran selanjutnya bagi jamaah haji yang baru selesai menunaikan ibadah haji di Tanah Suci Makkah adalah mengerjakan salat sunah qudum dua raka’at di masjid terdekat.
Sedangkan bagi keluarganya, hendaklah mengadakan walimah atau selamatan yang dinamakan naqi’ah, untuk menyambutnya.
Biaya pengadaan selamatan ini biasanya bisa bersumber dari pihak keluarga, masyarakat, atau orang yang baru pulang haji itu sendiri.
Lalu setelah selamatan, apabila ada yang baru pulang berhaji, setiap orang dianjurkan menemuinya. menjabat tangan dan mengatakan, “Semoga Allah menerima haji dan umrahmu, dosamu diampuni, dan Allah SWT mengganti biaya perjalananmu.”
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Demikianlah khotbah Jumat kali ini, semoga kita dapat mengambil hikmah dari apa yang disampaikan.
Dan mudah-mudahan bagi jamaah haji yang baru pulang menjalankan ibadah di Tanah Suci Makkah bisa menjadi haji dan hajjah yang mabrur serta terus dapat mengamalkan amal saleh hingga akhir hayatnya.
Bagi kita yang belum mendapat panggilan haji, semoga juga bisa menyusul saudara-saudara kita yang sudah berhaji, sehingga dapat menyempurnakan rukun Islam yang kelima. Aamiin allahumma aamiin.
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.
Editor: Iswara N Raditya