tirto.id - Teks khutbah Jumat Februari 2025 mengingatkan umat Islam untuk bersiap menjelang Nisfu Syaban, yang tahun ini dimulai sejak Kamis, 13 Februari 2025 malam hari hingga Jumat, 14 Februari. Dalam tradisi Islam, Nisfu Syaban dimaknai sebagai momentum ketika Allah menetapkan takdir seseorang setahun berikutnya.
Bulan Syaban adalah bulan terakhir menjelang Ramadhan. Saat ini, hanya tersisa waktu kurang dari sebulan sebelum umat Islam di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh. Ramadhan 1446 H diperkirakan akan dimulai pada Sabtu, 1 Maret 2025 atau Minggu, 2 Maret 2025.
Sebelum Ramadhan, sepanjang Syaban ini ada kesempatan bagi umat Islam untuk mempersiapkan diri. Misalnya, dengan rutin berpuasa sunnah atau mulai lebih banyak menghabiskan waktu malam untuk shalat sunnah dan berzikir. Dengan demikian, saat Ramadhan tiba, kaum muslimin sudah benar-benar siap menyambutnya.
Salah satu momentum penting dalam bulan Syaban adalah Nisfu Syaban. Diriwayatkan dari jalur Al Hasan bin Ali Al Khallal, Ali bin Abi Thalib berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Jika malam nisfu Syaban tiba, shalatlah pada malam harinya dan berpuasalah pada siang harinya." (H.R. Ibnu Majah).
Mengingat Nisfu Syaban kurang dari seminggu lagi, apa yang mesti dilakukan seorang muslim pada momentum tersebut? Berikut teks khutbah terkait memaknai Nisfu Syaban.
Teks Khutbah Jumat Februari 2025 beserta Doa: Hikmah Nisfu Syaban
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
,
Hadirin, jemaah shalat Jumat rahimakumullah,
Alhamdulillah, kita dapat kembali berkumpul dalam majelis shalat Jumat untuk menjalankan kewajiban kita sebagai muslim. Pada kesempatan yang berbahagia ini, khatib hendak mengingatkan pentingnya untuk meningkatkan takwa kepada Allah Swt.
Seorang muslim yang beruntung adalah dia yang hari ini lebih baik daripada hari lalu. Demikian pula harapan khatib untuk jemaah sekalian. Semoga keimanan dan ketakwaan kita senantiasa diperbaiki, sehingga kala meninggal nanti, berlepas dari kehidupan dunia, kita dalam keadaan husnul khatimah.
Jemaah Jumat yang berbahagia,
Saat ini kita sudah memasuki bulan Syaban, bulan terakhir sebelum Ramadhan. Sudah sejak 1.400 tahun lampau, Nabi Muhammad saw. memperingatkan umat Islam tentang pentingnya bulan ini, sekaligus memberitahukan seringnya seorang muslim abai tentang keutamaan Syaban.
Rasulullah saw. bersabda, "(Syaban) Itulah bulan yang manusia lalai darinya; -ia bulan yang berada- di antara bulan Rajab dan Ramadhan, yaitu bulan yang di dalamnya berbagai amal perbuatan (manusia) diangkat kepada Rabb semesta alam, aku senang ketika amalku diangkat, aku tengah berpuasa."(H.R. An Nasai).
Pada malam Nisfu Syaban, amal manusia diangkat kepada Allah. Pada malam itu pula, doa-doa dikabulkan. Diriwayatkan, Rasulullah saw. bersabda, "Allah Azza wa Jalla akan memandang makhluk-Nya pada malam Nisfu Syaban. Dia akan mengampuni dosa hamba-hamba-Nya itu, kecuali dua orang, yaitu orang yang suka menebar fitnah dan yang membunuh jiwa." (H.R. Ahmad).
Dengan kemuliaan Nisfu Syaban yang demikian, umat Islam dapat menambah amalan pada malam tersebut. Misalnya, dengan banyak membaca doa dan zikir, di samping menjalankan shalat sunnah.
Untuk kalangan tertentu, sudah menjadi kelaziman saat malam Nisfu Syaban tiba, mereka membaca Surah Yasin dalam jumlah khusus, lantas diikuti dengan shalat sunnah tasbih.
Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah turun ke langit bumi pada saat itu (nisfu syaban) ketika matahari terbenam, kemudian Dia berfirman, "Adakah orang yang meminta ampun kepada-Ku sehingga Aku akan mengampuninya? Adakah orang yang meminta rezeki sehingga Aku akan memberinya rezeki? Adakah orang yang mendapat cobaan sehingga Aku akan menyembuhkannya? Adakah yang begini, dan adakah yang begini, hingga terbit fajar." (H.R. Ibnu Majah).
Hadirin jemaah Jumat yang dirahmati Allah,
Hikmah dari adanya malam Nisfu Syaban dan keistimewaannya adalah pentingnya seseorang untuk memeriksa setiap tindakannya. Ia mesti mengoreksi dirinya sendiri, terutama kekurangannya atau keburukan hatinya. Ia mesti selalu membersihkan diri dari sifat dan sikap tercela.
Tidak ada manusia yang sempurna. Iman pun kadang naik dan turun. Namun, orang yang sibuk untuk memperbaiki diri, niscaya akan lebih mudah terhindar dari sifat tercela. Ingatlah Sabda Nabi, "Siapa yang pada hari ini lebih baik daripada kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung. Siapa yang hari ini sama dengan kemarin, dia termasuk orang yang merugi. Siapa yang hari ini lebih buruk daripada kemarin, dia tergolong orang celaka. (H.R. Hakim)
Demikian khutbah Jumat kali ini, semoga kita diberi umur yang panjang untuk menyambut Ramadhan yang tinggal sebentar lagi. Semoga pula kita termasuk orang-orang yang beruntung mendapatkan ampunan Allah pada malam nisfu syaban.
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
Khutbah Jumat Kedua Februari 2025 Bahasa Arab beserta Doa
Editor: Iswara N Raditya