tirto.id - Bursa pengganti Sandiaga Uno sebagai wagub DKI Jakarta sudah mengerucut ke tiga nama yakni Ketua DPD Gerindra Jakarta, M Taufik, Sekretaris DPW PKS DKI Jakarta, Agung Yulianto dan mantan Wali Kota Bekasi, Ahmad Syaikhu.
Nama M Taufik muncul setelah DPP Partai Gerindra melalui Wakil Ketua Umum Ferry Juliantono dan Wakil Sekretaris Jenderal Gerindra Andre Rosiade menyatakan, pihaknya memprioritaskan wakil ketua DPRD DKI itu menjadi pengganti Sandiaga, meskipun belum ada keputusan resmi dari Prabowo Subianto. Sementara, nama Syaikhu dan Agung diketahui dari pernyataan Presiden PKS, M Sohibul Iman pada 18 September 2018 lalu.
Peluang Tiga Kandidat
Dari tiga nama yang di atas, M Taufik merupakan sosok yang paling lama malang-melintang di perpolitikan DKI Jakarta.
Taufik tercatat telah memimpin Gerindra DKI Jakarta sejak 2008 sampai saat ini. Di bawah kepemimpinannya, partai berlambang garuda ini menunjukkan perkembangan suara cukup signifikan dengan memenangi Pilgub 2012 saat mengusung Jokowi-Ahok.
Pada Pemilu 2014, di bawah kepemimpinan Taufik, Gerindra mampu meraih 15 kursi di DKI Jakarta. Berada di bawah PDIP yang menempati urutan pertama dengan 28 kursi dan menyalip partai-partai lama seperti Golkar dan PPP yang sebelumnya memiliki basis kuat di DKI.
Ia pernah menjadi Ketua KPU DKI Jakarta pada 2001 lalu dan kini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta periode 2014-2019. Taufik juga terlibat dalam pemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno di Pilgub DKI 2017 sebagai wakil ketua tim sukses. Ia juga menjadi ketua posko pemenangan Curug, yang menjadi pusat relawan Anies-Sandiaga di DKI Jakarta.
Namun ia pernah tersandung kasus korupsi saat menjabat Ketua KPU DKI. Ia divonis 18 bulan pada 27 April 2004 lalu karena merugikan negara sebesar Rp 488 juta karena korupsi pengadaan barang dan alat peraga Pemilu 2004.
Sementara, Syaikhu lebih banyak berkarier politik di Bekasi. Ia pernah menjadi Anggota DPRD Bekasi periode 2009-2013 dan menjadi Wali Kota Bekasi periode 2013-2018.
Pada Pilgub Jabar 2018, Syaikhu mencalonkan diri sebagai cawagub mendampingi Letjend (Purn) Sudrajat yang diusung koalisi Gerindra, PKS dan PAN. Namun, ia kalah dari pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum.
Sedangkan Agung Yulianto lebih dikenal sebagai pengusaha ketimbang politikus. Ia tercatat sebagai Direktur Utama PT Herba Penawar Alwahida yang bergerak di bidang penjualan obat-obatan herbal. Perusahaan ini merupakan salah satu jaringan dari Bisnis Halal Network Indonesia.
Wakil Ketua Bidang Humas DPP PKS Dedi Supriadi pada 19 September lalu menyatakan alasan PKS mengusung Agung adalah karena latar belakangnya mirip Sandiaga. Sehingga, ia diharapkan bisa menjalankan peran Sandiaga untuk membantu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Meskipun begitu, UU No 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Kepala Daerah (UU Pilkada) menyatakan, kandidat calon wakil gubernur diajukan oleh partai politik pengusung dan disetujui melalui mekanisme pemilihan oleh DPRD.
Pandangan Fraksi-Fraksi DPRD DKI Jakarta
Ketua Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta, Ashraf Ali menyatakan, sampai saat ini belum ada penyampaian formal dari PKS dan Gerindra atas nama-nama tersebut. Meskipun begitu, ia menyatakan, partainya memiliki kriteria khusus untuk dipilih.
"Kami inginnya yang tahu seluk beluk DKI Jakarta ya. Sudah tahu pola pemerintahan Jakarta. Biar enak kerjasamanya," kata Ashraf kepada Tirto, Jumat (21/9/2018).
Selain itu, Ashraf menginginkan sosok dari Gerindra dan PKS adalah yang sudah terbiasa menjalin komunikasi dengan anggota DPRD DKI Jakarta lainnya. "Tapi saya tidak sebut nama ya. Nanti kalau sudah ada pasti dari PKS dan Gerindra, baru saya sebut nama," kata Ashraf.
Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono menyatakan, sampai saat ini belum ada nama yang disampaikan PKS dan Gerindra secara resmi ke partainya. Sehingga, belum bisa menyatakan kecenderungan dukungan.
"Fraksi harus bicara formal. Ketika belum diserahkan, belum berani ngomong," kata Gembong kepada Tirto.
Namun demikian, Gembong menyatakan, partainya berharap sosok yang diusulkan dapat bekerja sama dengan Anies Baswedan dalam memimpin Jakarta. "Mampu posisikan sebagai wakil, jangan kebalik. Nanti repot. Konflik internal. Malah menimbulkan masalah baru," kata dia.
Gembong juga menginginkan sosok tersebut bisa memprioritaskan program pembangunan Jakarta dan sudah paham seluk beluk pemerintahan di ibu kota.
Sementara itu, anggota Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta Bestari Barus juga menyatakan yang terpenting adalah sosok pengganti Sandiaga mampu mendampingi Anies dengan baik dan paham kondisi masyarakat Jakarta.
"Ya yang penting ngerti lah masalah-masalah di Jakarta ini apa. Siapa saja terserah partai pengusung," kata Bestari kepada Tirto.
Taufik dan PKS Siap Bertarung
Ditemui di Rumah Prabowo, Kertanegara, Jakarta Selatan, M Taufik mengaku siap bertarung dengan PKS untuk memperebutkan kursi pengganti Sandiaga. Ia pun meminta PKS agar tak terlalu mengulur waktu untuk mengajukan nama ke DPRD.
"Sudahlah ajukan saja ke DPRD, nanti DPRD tahu siapa yang punya kompetensi untuk menggantikan Sandi. Kan yang milih DPRD. Di-vote secara tertutup," kata Taufik.
Taufik pun mengaku siap melanjutkan program-program Sandiaga selama menjadi wagub DKI Jakarta, seperti OK OCE dan OK OTRIP. "Gini ya, gubernur itu kan sudah ada RPJM-nya untuk diketok. Pedoman program itu harus mengacu pada itu, enggak boleh ke yang lain," kata Taufik.
Menanggapi hal ini, Presiden PKS, Sohibul Iman menyatakan, pihaknya siap untuk melakukan lobi-lobi politik di DPRD DKI Jakarta guna mendorong Syaikhu atau Agung menjadi pengganti Sandiaga.
“Itu sudah aksiomatik dalam politik pasti ada lobi-lobi," kata Sohibul, di Kertanegara, Jakarta Selatan.
Akan tetapi, Sohibul tetap mengedepankan pemenuhan komitmen Prabowo untuk memberikan jatah wagub DKI Jakarta ke PKS. Ia pun mengklaim telah mengajukan nama Agung dan Syaikhu ke mantan Danjen Kopassus tersebut.
"Oleh karena itu saya ingin percara kepada teman-teman Gerindra, termasuk di dalamnya Pak Taufik, mari kita jaga komitmen ini. Karena ini fatsun politik," kata Sohibul.
Pada 10 Agustus 2018 lalu, Sandiaga telah resmi mengundurkan diri sebagai wagub DKi Jakarta untuk maju menjadi cawapres pendamping Prabowo. Surat keputusan presiden pergantian Sandiaga sudah turun pada 17 September 2018 lalu.
Sayangnya, hingga saat ini Gerindra dan PKS sebagai pengusung Anies Baswedan-Sandiaga Uno belum memutuskan siapa yang akan ditunjuk sebagai wagub pengganti Sandiaga. DPD Gerindra Jakarta dan PKS sama-sama berharap, pengganti Sandiaga adalah kader mereka.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Abdul Aziz