tirto.id - Kapan shalat tarawih terakhir kalangan Muhammadiyah untuk Ramadhan 2025, apakah pada Jumat, 29 Maret atau Sabtu, 30 Maret? Tarawih terakhir bulan Ramadhan menandai bahwa keesokan harinya adalah hari terakhir puasa. Penting bagi umat Islam yang berpatokan kepada Muhammadiyah untuk tahu apakah Ramadhan 1446 H ini berusia 20 hari ataukah 30 hari.
Shalat tarawih adalah shalat sunnah istimewa yang hanya dilakukan sepanjang bulan Ramadhan, dan tidak dikerjakan pada bulan lain. Shalat tarawih ditunaikan sejak malam menjelang hari pertama Ramadhan, dan berakhir pada malam sebelum hari pemungkas bulan puasa. Tarawih biasanya dilakukan secara berjemaaah di masjid, mengikuti yang diperintahkan Umar bin Khattab saat menjadi khalifah. Namun, tarawih juga dapat dilakukan di rumah, baik secara sendiri (munfarid) atau berjemaah.
Dalam Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2025 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1446 Hijriah, ditetapkan bahwa awal Ramadhan berlangsung pada Sabtu Pahing, 1 Maret 2025 M.
Berikutnya, berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Ramadhan tahun ini berlangsung selama 30 hari. Pasalnya, data hisab untuk Sabtu, 29 Ramadhan 1446 H atau 29 Maret 2025, menunjukkan bahwa tinggi bulan pada saat matahari terbenam di Yogyakarta adalah -01° 59¢ 04² (hilal belum wujud).
Selain itu, pada saat matahari terbenam tanggal tersebut, di seluruh wilayah Indonesia bulan berada di bawah ufuk yang juga membuat hilal belum wujud. Umur Ramadhan disempurnakan jadi 30 hari, dan Idul Fitri akan jatuh pada Senin Pahing, 31 Maret 2025.
Kapan Shalat Tarawih Terakhir Ramadhan 2024 Muhammadiyah & NU?
Dengan melihat bahwa Idul Fitri akan jatuh pada 31 Maret 2025, otomatis tidak akan ada shalat tarawih pada Minggu (30/3). Pasalnya, dalam kalender kamariah, sebuah hari dimulai sejak matahari terbenam pada hari sebelumnya. Jika Senin (31/3) adalah hari lebaran atau 1 Syawal 1446 H, maka Minggu (30/3) malam adalah malam takbiran, atau malam 1 Syawal. Artinya, shalat tarawih kalangan Muhammadiyah yang terakhir pada Ramadhan kali ini akan berlangsung pada Sabtu, 29 Maret.
Lantas, bagaimana dengan shalat tarawih terakhir kalangan NU dan yang mengikuti pemerintah? Shalat tarawih terakhir untuk kedua kalangan tersebut masih menunggu hasil sidang isbat 1 Syawal 1446 H yang akan digelar pada Sabtu (29/3). Jika diputuskan bahwa pada tanggal tersebut tidak terlihat hilal dalam pemantauan di titik yang sudah ditetapkan Kemenag, otomatis puasa Ramadhan akan dibulatkan pula jadi 30 hari. Ini artinya, Sabtu (29/3) umat Islam yang mengikuti Kemenag masih menjalani shalat tarawih yang terakhir.
Namun, jika pada Sabtu (29/3) hilal dapat dipantau, otomatis malamnya sudah memasuki malam lebaran. Dalam kata lain, hari Minggu (30/3) akan menjadi hari raya Idul Fitri. Hanya saja, kemungkinan untuk hal yang satu ini cukup mustahil. Pasalnya, dalam data hisab Kemenag untuk Sabtu (29/3) diketahui bahwa tinggi hilal masih -1 derajat. Ketinggian ini belum memenuhi kriteria MABIMS, yaitu tinggi minimal 3 derajat dan sudut elongasi sebesar 6,4 derajat.
Dikutip dari laman Kemenag, Secara hisab atau perhitungan astronomi, ijtimak atau konjungsi terjadi pada 29 Maret 2025 jam 17.57.58 WIB. Saat terbenam matahari, posisi hilal berkisar antara minus tiga di Papua dan minus satu di Aceh. Terkait hal ini, Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad, menyebutkan, pihaknya akan menggelar rukyatul hilal di 33 titik di seluruh Indonesia untuk memastikan terlihat atau tidaknya hilal pada tanggal tersebut.
"Data-data astronomi ini kemudian kita verifikasi melalui mekanisme rukyat," papar Abu Rokhmad.
Jika pemerintah melalui Kemenag memutuskan bahwa 1 Syawal 1446 H adalah 31 Maret, ini berarti pada 2025, umat Islam memulai Ramadhan pada tanggal yang sama, dan mengakhiri bulan puasa pada tanggal yang bersamaan pula.