tirto.id - Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Siti Kuwati membantah kabar pencopotan Djarot Kusumayakti dari posisi Dirut Perum Bulog yang dikabarkan akan diganti oleh Budi Waseso, mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN). Menurut Siti, sampai saat ini belum ada Surat Keterangan (SK) dari Kementerian BUMN soal penggantian Dirut.
"Mengenai pergantian direksi, pihak BUMN lebih memiliki kapabilitas dalam menjawab hal tersebut. Namun hingga saat ini, pihak Bulog, dalam hal ini direksi belum melihat atau menerima SK pergantian dirut," ujar Siti kepada Tirto pada Selasa (24/4/2018).
Siti mengatakan, Rapat Pembahasan Bersama (RPB) Bulog pada dua pekan lalu juga tidak ada membahas soal itu. "Dalam RPB tidak menyinggung soal pergantian Dirut," ungkapnya.
Senada dengan Siti, Deputi Bidang Agro dan Farmasi, Kementerian BUMN, Wahyu Kuncoro juga mengaku belum mendapat informasi mengenai pergantian Djarot. “Belum ada [soal pergantian Dirut Perum Bulog],” ujar Wahyu singkat saat dikonfirmasi Tirto, Selasa (24/4).
Dirut Perum Bulog Djarot Kusumayakti, saat menyambangi kantor Kementerian BUMN, Senin (23/4), sempat menanggapi isu pencopotan dirinya.
Menurut Djarot, hingga saat ini belum ada kepastian mengenai hal tersebut. "Nunggu. Cuma nunggu kepastian. Masih belum ada yang bisa disampaikan," ungkap Djarot.
Djarot pun mengaku pasrah apabila Menteri BUMN Rini Soemarno mencopot dirinya. "Namanya anak buah [pasrah], apapun pasti di atas [Kementerian BUMN] sudah berpikir yang terbaik," ungkapnya.
Tanggapan KRKP Soal Persoalan Krusial Bulog
Koordinator Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), Said Abdullah mengatakan, hal krusial yang perlu dibenahi Bulog tidak hanya dari posisi dirutnya, tapi lebih kepada manajemen kelembagaannya.
"Saya pikir persoalan terbesarnya tidak hanya dirutnya siapa, tetapi soal lembaganya itu sendiri. Itu yang mungkin perlu dicermati betul. Menurut hemat saya siapa pun yang mengisi posisi dan kewenangan yang dimiliki oleh Bulog sama seperti sekarang, saya pikir masih berat juga," kata Said kepada Tirto pada Selasa (24/4/2018).
Apabila memang ingin mengganti posisi Dirut, kata dia, maka harus memikirkan rekam jejak sosok yang pantas mengisi jabatan itu.
"Bisa jadi dipikirkan memilih orang yang memiliki track record yang mumpuni, memahami konteks pertanian, karena ini ngomongin soal orang, komoditas, menyangkut hajat hidup orang banyak. Saya kira keputusannya perlu dipertimbangkan dengan matang," kata dia menjelaskan.
Terkait dengan posisi Djarot yang akan digantikan oleh Budi Waseso, ia pun mempertanyakan landasannya apabila pergantian tersebut benar-benar terealisasi. "Ini saya masih berpikir apa yang melandasi Pak Budi Waseso jadi dirut menggantikan Pak Djarot," ucapnya.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Alexander Haryanto