tirto.id - Plt Direktur Teknik Lion Air Mochammad Rusli enggan menanggapi bahwa pergantian Direktur Teknik Lion Air akibat human error. Ia berdalih, pergantian dilakukan akibat instruksi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
"Saya kurang tahu ya kalau hal itu. Karena itu kan dari Pak Menteri ya, Pak Menteri Perhubungan. Kita selaku private tentunya yang menjalankan apa yang menjadi putusan dari kewenangan dari Pak Menteri," kata Rusli di Lion Operation Center, Tangerang, Banten, Rabu (31/10/2018).
Meskipun begitu, Rusli menyatakan siap menjalankan amanah sebagai Plt Direktur Teknik Lion Air. Ia pun mulai ikut kegiatan audit sesuai instruksi Kementerian Perhubungan. Mereka melakukan pengecekan dari sisi perawatan (maintenance), operasional, maupun sisi keselamatan.
Rusli pun menegaskan, pihak Lion tidak akan memiliki atensi khusus terkait pengelolaan pesawat Boeing 737 800 Max usai insiden jatuhnya JT 610. Mereka tetap mengikuti ketentuan yang ada dalam proses pelaksanaan perawatan maupun operasional. Sejumlah pihak luar, termasuk pihak pabrik pun sudah mendampingi proses pengelolaan pesawat.
"Kita berjalan sebagaimana mestinya. Memang kita bekerja sesuai dengan manual yang ada di pesawat, yang ada di pabrikan," kata Rusli.
Pesawat Lion Air JT-610 jatuh di perairan daerah Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10/2018). Pesawat jenis boeing 737 ini sebelumnya terbang dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Pangkalpinang, Bangka Belitung pada pukul 06.20 WIB.
Namun, pada pukul 06.33 WIB, pesawat yang membawa total 189 penumpang dengan rincian 178 orang dewasa, 1 anak, 2 bayi infant, 8 kru pesawat itu kehilangan kontak. Ada satu teknisi yang juga turut dalam penerbangan ini untuk memastikan pesawat laik terbang.
Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) pada pukul 9.50 WIB memastikan bahwa pesawat itu jatuh di perairan dekat Tanjung, Karawang.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Alexander Haryanto