tirto.id - Aplikasi pembayaran OVO menanggapi berita soal perusahaan rintisan tersebut yang sudah berlabel unicorn. Namun, OVO enggan mengonfirmasi berita tersebut.
"Kalau label unicorn, jangan dari kami, masa kami bilang kami ini unicorn, kan tidak," kata Presiden Direktur OVO, Karaniya Dharmasaputra saat ditemui wartawan di Jakarta, Senin (7/10/2019), sebagaimana dikutip Antara News.
Karaniya, yang baru saja menjabat sebagai presiden direktur, mengapresiasi pernyataan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara atas titel unicorn OVO.
"Kami berterima kasih dan menghargai ya, Pak Menkominfo sudah membuat pernyataan seperti itu," kata Karaniya.
Karaniya dalam wawancara tersebut tidak bersedia memberikan valuasi perusahaan maupun sejak kapan mereka menjadi unicorn.
Firma analisis perusahaan CB Insight dalam situs mereka menulis OVO memiliki valuasi sebesar 2,9 miliar dolar per 14 Maret 2019.
Karaniya berharap jika memang mereka dipandang sebagai unicorn, status ini dapat menjadi pemicu lahirnya unicorn-unicorn lain di Indonesia.
OVO mengapresiasi pemerintah, khususnya Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan sebagai regulator teknologi finansial atas dukungan yang diberikan hingga perusahaan dapat tumbuh seperti saat ini.
Kabar OVO menjadi unicorn ini disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara. Ia menyebut OVO sudah berstatus unicorn atau bernilai di atas satu miliar dolar AS.
“Saya sudah bicara dengan founder-nya, dan memang iya. Makanya, saya berani bicara setelah saya konfirmasi,” ujar Rudiantara ditemui di sela gelaran Siberkreasi di Jakarta, Sabtu (5/10/2019).
Terkait potensi perusahaan rintisan lain sebagai unicorn selanjutnya, Rudiantara memberi isyarat bahwa startup itu berasal dari sektor pendidikan.
“Bagaimana pun, secara logika, 20 persen APBN pemerintah untuk pendidikan, lima persen untuk kesehatan. Jadi, masa sih tidak ada unicorn dari sektor itu,” ujar Rudiantara.
OVO menjadi perusahaan rintisan (startup) kelima yang menyandang status unicorn di Indonesia.
Di Indonesia sendiri terdapat empat perusahaan startup unicorn. Mereka adalah Gojek dengan valuasi sebesar 9,5 miliar dollar, Tokopedia (7 miliar dolar), Traveloka (4,1 miliar dolar), dan Bukalapak (1 miliar dolar).
Unicorn adalah gelar yang diberikan pada suatu startup yang memiliki nilai valuasi (nilai dari suatu startup, bukan sekedar pendanaan yang diraih dari investor) lebih dari 1 miliar dolar AS.
Istilah Unicorn diambil dari spesies kuda mitologi yang memiliki tanduk tunggal di kepala. Unicorn, dalam pemberian gelarnya pada suatu startup, merepresentasikan status si kuda dongeng itu sendiri: langka dan mustahil atau sulit dicapai.
Istilah ini pertama kali diperkenalkan investor pendiri Cowboy Ventures, Aileen Lee, dalam artkelnya “Welcome to The Unicorn Club” yang terbit di Techcrunch tahun 2013.
Editor: Maya Saputri