tirto.id - Depresi adalah gangguan kesehatan mental yang bisa mengakibatkan masalah yang lebih serius. Penyakit yang menyangkut mental ini memiliki jenisnya masing-masing, mulai dari yang ringan hingga berat. Lantas, apa saja hal yang bisa memicu depresi?
Berdasarkan catatan WHO, di seluruh dunia terdapat 264 juta orang dari berbagai usia yang mengalami depresi. Dari fakta tersebut, depresi mulai dianggap sebagai gangguan mental yang umum terjadi.
Mengutip pendapat Psych Central, diungkapkan bahwa depresi ditandai dengan perasaan sedih, putus asa, tidak berharga, dan hampa oleh seseorang secara meluap-luap setiap harinya. Bahkan, mereka yang mengalami depresi tidak jarang merasa tidak memiliki masa depan karena dunia menutup diri terhadapnya.
Melanjutkan pendapat tersebut, Web MD menambahkan, terdapat banyak jenis depresi yang dipicu oleh berbagai penyebab, mulai dari peristiwa yang tidak sesuai ekspektasi, perubahan kimiawi di otak, hingga semuanya berdampak pada kesehatan mental.
Pemicu Depresi juga dijelaskan oleh WHO. Seseorang bisa mengalami penyakit tersebut karena faktor sosial, psikologi, dan juga biologis. Biasanya, orang yang mengalami kejadian yang merugikan seperti pemecatan atau duka mendalam, bisa terkena depresi.
Situasi tersebut, bisa menyebabkan stres berkepanjangan hingga depresi. Bahkan, bisa berpengaruh terhadap kondisi fisik seseorang yang mengalaminya.
Berikut ini beberapa jenis depresi:
1. Depresi Mayor
Pada jenis ini, seseorang akan merasa tertekan setiap harinya dalam kurun waktu seminggu. Selain itu, orang akan kehilangan minat terhadap kesenangannya, kesulitan tidur, gelisah, tidak berenergi, merasa bersalah, dan sulit untuk berkonstentrasi.
2. Depresi Presisten
Jika sebelumnya hanya dalam kurun waktu seminggu, depresi ini sudah berjangka dua tahun atau lebih. Gejalanya adalah nafsu makan berkurang atau berlebihan, kurang energi, terlalu merendahkan diri, putus asa, dan sulit berkonsentrasi.
3. Bipolar
Jenis ini ditandai dengan energi yang terkadang tinggi dengan semangat menggebu-gebu dan terkadang rendah dengan rasa keputus asaan tinggi. Suasana hati orang yang mengalami bipolar akan sering berubah sewaktu-waktu.
4. Depresi Afektif Musiman (Seasonal Affective Disorder)
Biasanya, depresi ini dialami di saat musim dingin dan hilang ketika musim panas datang. Dalam mengurangi permasalahan kekurangan cahaya karena musim dingin, konsumsi obat antidepresan dan terapi cahaya bisa dilakukan.
5. Depresi Psikotik
Orang yang mengalami depresi ini akan mengalami halusinasi, delusi, dan paranoid. Halusinasi berarti merasakan ada sesuatu padahal tidak ada, Delusi berkeyakinan terhadap sesuatu padahal tidak, dan Paranoid mempercayai bahwa ada orang lain yang ingin menyakiti.
6. Depresi Peripartum (Pospartum)
Gangguan metal ini hanya dirasakan oleh beberapa wanita setelah melahirkan. Biasanya, wanita yang mengalaminya baru merasakan ketika beberapa minggu atau beberapa bulan setelah punya anak.
7. Depresi Disforik Pramenstruasi (Premenstrual Dysporic Disorder)
Jenis ini juga hanya dialami oleh wanita. Depresi ini akan mengganggu mental seorang wanita ketika awal menstruasi. Mereka akan merasa tertekan, suasana hatinya mudah berubah, cepat marah, gelisah, sulit konsentrasi, dan terus-terusan merasa lelah.
8. Depresi Situasional
Jenis ini biasanya dialami ketika seseorang menghadapi realita yang sulit dalam hidupnya, mulai dari kematian orang yang berharga, perceraian, pemecatan, dan lain-lain.
9. Depresi Atipikal
Bisa dikatakan, jenis ini berbeda dari yang lain karena tidak merasa sedih setiap harinya. Orang yang mengalami depresi atipikal akan menangkap peristiwa positif yang meningkatkan suasana hati untuk sementara. Biasanya, nafsu makan akan meningkat, tidur lebih lama, berat di kaki dan lengan, serta terlalu peka terhadap kritik.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yulaika Ramadhani