Menuju konten utama

Tahun Politik, BEI Cuma Targetkan 35 Emiten Baru di 2019

PT BEI menargetkan sebanyak 35 emiten untuk melantai di pasar modal pada tahun 2019 mendatang.

Tahun Politik, BEI Cuma Targetkan 35 Emiten Baru di 2019
Karyawan melintas di antara monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3/2018). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

tirto.id - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan 35 perusahaan baru yang akan diajarkan untuk melantai di pasar modal tahun depan. Target itu dipatok sama dengan tahun 2018, meski jumlah emiten baru di tahun ini telah mencapai 44 perusahaan.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna Setia mengatakan, target yang diambil tidak terlalu muluk, lantaran di tahun politik jumlah perusahaan baru yang melantai di bursa akan turun drastis.

"Kami juga lihat historisnya. Dari 1999, ada pemilu beberapa kali yakni 2004, 2009 dan 2014. Datanya terjadi penurunan jumlah perusahaan tercatat. Jadi justru target ini menunjukkan optimisme kita, karena kita tidak turunkan target dari tahun sebelumnya," kata Nyoman usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Gedung BEI, Kamis (25/10/2018).

Selain itu, BEI juga menargetkan bakal ada ada 60 perusahaan yang melakukan aksi korporasi penghimpunan dana dari pasar modal melalui penerbitan saham baru (right issue) serta 100 penerbitan surat utang obligasi korporasi baru.

Untuk surat utang obligasi, kata Nyoman, targetnya naik dari tahun ini yang hanya dipatok 80 perusahaan. Ia optimistis hal itu dapat tercapai tahun depan meski pasar modal masih akan dibayangi tren kenaikan suku bunga acuan.

"Secara makro, tingkat suku bunga naik, tapi jangan lupa setiap perusahaan punya upaya perbaiki performance mereka. Mereka butuh dana, dan dana yang murah ada di pasar modal," terangnya.

Sementara dalam pengelolaan perusahaan, manajemen BEI menargetkan total pendapatan sebesar Rp1,138 triliun pada tahun 2019. Angka ini meningkat 11,69 persen dibandingkan total pendapatan rencana kerja dan anggaran tahunan (RKAT) 2018 yang telah direvisi senilai Rp1,019 triliun.

Direktur Utama BEI, Inarno Djayadi, menyampaikan peningkatan proyeksi itu disebabkan adanya penambahan pada pos pendapatan usaha, yang diperkirakan sebesar 11,25 persen.

Adapun proyeksi atas biaya usaha BEI pada 2019 adalah sebesar Rp936,6 miliar, sehingga laba sebelum pajak menjadi Rp201,27 miliar.

"Setelah dikurangi estimasi beban pajak sebesar Rp64,65 miliar maka perkiraan perolehan laba bersih BEI di tahun 2019 adalah sebesar Rp136,62 miliar," ujar Inarno dalam kesempatan yang sama.

Baca juga artikel terkait PASAR MODAL atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yandri Daniel Damaledo