tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) bisa teratasi dengan berhenti menggunakan energi fosil.
Luhut menjelaskan mulai 2045, kendaraan di Indonesia sudah harus berbasis listrik seperti menggunakan baterai alih-alih masih menggunakan energi fosil.
“2045 enggak boleh lagi fosil. Sudah elektrik. Kita harus pindah. Kalau CAD nol rupiah stabil pasti cadangan devisa jadi lebih kuat,” ucap Luhut di kantornya, Selasa (10/12/2019).
Luhut bilang per 2023, persiapan untuk kendaraan listrik baik pabrik baterai lithium maupun mobilnya harus sudah siap. Dua daerah seperti di Morowali, Sulawesi Tengah dan Patimban, Subang menjadi wilayah yang menjanjikan untuk menjadi sasaran investasi teknologi baterai lithium.
Ia yakin bila industri itu sudah siap, dalam 15-20 tahun ke depan, Indonesia diprediksi bisa tetap memimpin industri ini di dunia. Sebab, 60 persen dari baterai lithium membutuhkan bahan baku nikel yang dimiliki di Indonesia.
“Baterai itu 2023 kita masuk. Urus nikel suplai sedang kita kerjakan. Kita sudah masuk stainless steel dan carbon steel. Kita mau masuk buat pabrik lithium battery di Morowali atau Patimban,” ucap Luhut.
Selain itu, strategi lainnya mengatasi defisit CAD juga terkait dengan pengembangan industri petrokimia dan pengolahan minyak atau refinery. Ia bilang ditambah dengan pengembangan campuran diesel dan minyak sawit dari B20 sampai B50 maka CAD yang menyentuh 31 miliar dolar AS bisa teratasi.
“Itu akan ada dampak luar bisa ke ekspor. CAD 31 miliar dolar AS bisa kita atasi dengan ekspor nilai tambah,” ucap Luhut.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri