tirto.id - Sembari berkumpul dengan orang-orang tercinta, momen Lebaran 2022 bisa pula dimanfaatkan untuk pergi ke kebun binatang. Kebun binatang Gembira Loka Zoo, Yogyakarta pun menjadi salah satu pilihannya.
Tidak hanya harganya yang terjangkau, Gembira Loka Zoo, Yogyakarta juga memberikan pemandangan asri dilengkapi dengan jenis binatang yang beragam. Hal ini tentu bisa membuat anak-anak lebih mengenal dan memahami binatang yang hidup di Indonesia.
Apalagi, Gembira Loka, Zoo terpilih menjadi satu di antara 20 objek wisata di pulau Jawa yang diijinkan untuk beroperasi. Gembira Loka, Zoo tepatnya ada di Jl. Veteran No.47, Muja Muju, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55165. Lantas, apa saja syarat masuk Gembira Loka Zoo?
Syarat masuk Gembira Loka Zoo
Untuk masuk ke Gembira Loka Zoo, Yogyakarta pengunjung harus sudah vaksin dengan status Peduli Lindungi warna hijau atau kuning. Status PeduliLindung warna hijau, berarti sudah vaksin dua kali, tidak positif COVID-19, dan tidak memiliki kontak erat dengan pasien positif COVID-19.
Sementara status PeduliLindungi warna kuning, berarti sudah divaksin dosis pertama. Adapun tanda warna aplikasi Peduli Lindungi yang diwaspadai dan tidak bisa masuk ke Gembira Loka Zoo. Berikut tanda warna yang dimaksud:
- Warna merah: Pengunjung dengan status PeduliLindungi warna merah, berarti belum divaksin, kontak erat dengan pasien positif COVID-19, dan boleh masuk dengan menunjukkan hasil PCR negatif.
- Warna hitam: Pengunjung positif COVID-19.
Jam operasional dan harga tiket Gembira Loka Zoo
Selama libur Lebaran, Gembira Loka Zoo beroperasi dari tanggal 2 sampai 16 Mei 2022. Jam operasional Gembira Loka Zoo, yaitu dari 08.30 sampai 16.00 WIB.
Harga Tiket Masuk Gembira Loka Zoo, sejumlah Rp80 ribu. Pengunjung bisa masuk dari dua pintu, yaitu pintu A atau pintu Timur (Jl. Kebun Raya) dan pintu B atau pintu Barat (Jl. Veteran).
Sejarah kebun binatang
Kebun binatang pertama di Indonesia sendiri dibangun pada 1846, saat Nusantara masih menjadi koloni Belanda. Saat itu Raden Saleh, seorang pelukis kenamaan asal Indonesia, menghibahkan pekarangan rumahnya di daerah Cikini untuk dijadikan kebun binatang.
Tanah yang dihibahkannya seluas 10 hektar. Kini wilayah itu sebagian menjadi Taman Ismail Marzuki dan Rumah Sakit PGI.
Dalam Encyclopedia of the World's Zoos Volume 1 yang diterbitkan Fitzroy Dearborn Publishers di Inggris dan Amerika pada 2001, dicatat bahwa pemerintah kolonial Belanda tidak hanya membangun kebun binatang di sana, tapi juga taman, bioskop, fasilitas olahraga, kolam renang, dan hall pertemuan.
Kebun binatang yang dinamai Planten En Dierentuin itu sangat terkenal. Semua penduduk Batavia diperbolehkan berkunjung ke sana. Kebun binatang inilah yang menjadi cikal bakal Kebun Binatang Ragunan yang ada sekarang.
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Yantina Debora