tirto.id - Swing Girls (2004) adalah film bergenre musikal, komedi dan drama. Film yang disutradarai oleh Shinobu Yaguchi ini berdurasi 1 jam 45 menit.
Film ini dirilis di Jepang pada 11 September 2004. Di negara-negara lain peluncuran film ini menyusul setelah perilisan di Jepang, dengan negara yang paling akhir merilis film ini adalah Indonesia pada 11 November 2016 silam. Kendati sudah lama dirilis, film ini layak ditonton.
Film ini mengisahkan tentang petualangan segerombolan siswi SMA dengan musik Jazz. Para siswi SMA ini bengal, mereka malas-malasan mengikuti kelas remedial matematika di musim panas.
Sebagai dalih membolos, salah satu siswi yaitu Tomoko Suzuki (Juri Ueno) mengusulkan kepada sang guru, Ozawa, (Naoto Takenaka) agar mereka diperbolehkan untuk mengantar bekal makan siang milik klub musik sekolah yang datang terlambat.
Karena menemui banyak kendala di perjalanan, bekal makan siang yang lain untuk siswa-siswa klub musik sempat jatuh dan berhamburan. Anak-anak klub musik yang memakan bekal makan siangnya pun keracunan. Hampir semuanya keracunan kecuali satu murid, Takuo Nakamura (Yuta Hiraoka).
Peristiwa keracunan ini sampai disiarkan di televisi. Nakamura yang mengetahui ada yang tidak beres dengan bekal makan siang itu pun meminta Tomoko dan siswi-siswi lain untuk bertanggungjawab. Tidak ingin rahasia mereka tersebar, akhirnya mereka bersedia menggantikan para anggota klub musik sampai mereka membaik.
Nakamura pun memutuskan untuk membentuk Big Band Jazz, dengan Tomoko Suzuki (Juri Ueno) pada saksofon, Yoshie Saito (Shihori Kanjiya) pada terompet, Naomi Tanaka (Yukari Toyoshima) pada drum, Kaori Sekiguchi (Yuika Motokariya) pada trombon, dan Takuo Nakamura (Yuta Hiraoka) pada piano. Para siswi lainnya memegang saksofon, trombon, dan terompet.
Para gadis itu sama sekali tidak memiliki pengalaman bermain alat musik. Nakamura pun melatih mereka sebelum bisa memegang dan memainkan alat musik dengan baik. Ketika mereka mulai menikmati permainan musik mereka, para anggota klub musik sudah membaik dan siap mengambil tempat mereka lagi.
Tomoko dan kawan-kawan lain kecewa karena tidak bisa bermain musik Jazz lagi. Namun keinginan itu tak surut. Mereka pun berusaha mencari uang untuk membeli alat-alat musik.
Mereka mencoba menukar tambah barang, mendaftar kerja paruh waktu di supermarket, hingga dikejar babi hutan saat mencari jamur matsutake di gunung. Mereka membeli alat musik bekas demi bisa meneruskan Big Band mereka.
Perjalanan mereka dalam membentuk band Jazz ini menemui banyak kendala. Namun karena tekad kuat Tomoko dan kawan-kawan, band Jazz mereka, “Swing Girls’ (and A Boy)”, bisa bertahan dan semakin kompak. Festival musik di Balai Kota membuat mereka makin merapatkan barisan.
Tentang Swing Girl
Film ini menyuguhkan semangat masa muda yang berapi-api, ditunjukkan dengan semangat para karakter yang berjuang demi band mereka. Totalitas akting Juri Ueno dan aktor-aktris lainnya mampu menularkan antusiasme kepada penonton.
Tak sampai di situ, para pemain ini juga benar-benar memainkan alat musik mereka dalam filmnya. Seorang pengguna IMDb menulis dalam reviewnya bahwa kebanyakan para aktris ini tidak berpengalaman dalam musik Jazz.
Namun di luar kritik itu, para pemeran berlatih keras selama 3 bulan sebelum memulai syuting film ini. Hasil latihan keras mereka inilah yang membuat film ini begitu menarik.
Nyatanya Swing Girl, film ini berhasil menyabet berbagai penghargaan dalam berbagai acara, seperti dalam Penghargaan Akademi Jepang, Mainichi Film Concours, dan Yokohama Film Festival pada tahun 2005. Bahkan keuntungan finansial secara global yang diraup film ini mencapai sekitar 18 juta dollar Amerika.
Film yang kental dengan musik Jazz ini mendapat rating 7.5 dari 10 oleh IMDb. Situs Rotten Tomatoes memberikan nilai sebesar 91% dalam Audience Score yang diakumulasikan dari penilaian 3.731 pengguna.
Penulis: Hana Afifah Nuraini
Editor: Agung DH