tirto.id - Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo kerap memperlihatkan ketangguhan mereka dalam pertandingan kala memasuki poin-poin kritis. Menurut Susi Susanti, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI. hal itu terjadi karena sifat Marcus/Kevin yang tidak mau kalah.
“Coba lihat mereka di pertandingan, saat poin ketat, tidak mau kalah, karena mereka sudah biasa menghadapi situasi begini di latihan," ungkap Susi, dikutip laman PBSI.
Susi Susanti juga menyebutkan bahwa Marcus/Kevin juga disiplin dalam latihan. Marcus diketahui kerap datang lebih awal dari jadwal latihan, dan pulang paling akhir lantaran kerap mengikuti latihan tambahan. Sedangkan Kevin selalu memperlihatkan sifat pantang menyerah dalam sesi latihan.
"Contohnya Kevin/Marcus, dari latihan sudah beda kualitasnya. Lihat Marcus, datang lebih pagi, pulang belakangan. Apa yang dia rasa masih kurang, dia ikut tambahan,” terang Susi yang pernah menyumbangkan medali emas Olimpiade Barcelona 1992.
“Kevin kalau latihan kelihatan sekali tidak mau kalah,” tambah wanita 47 tahun tersebut.
Pada turnamen musim lalu, Duo Minions mampu mengoleksi 8 gelar World Tour serta 1 medali emas Asian Games 2018. Sementara pada Januari lalu, Marcus/Kevin telah sanggup menyabet dua gelar juara di Malaysia Masters 2019 dan Indonesia Masters 2019.
Selain duo minions, Susi juga menyoroti ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Menurutnya, Fajar/Rian memiliki kualitas teknik yang setara jika dibandingkan Marcus/Kevin. Namun, kegigihan mereka untuk menang masih kurang.
"Kalau dibilang secara kualitas, Fajar (Alfian)/Rian (Ardianto) tidak kalah dari Kevin/Marcus. Teknik? Susah banget Kevin di depan menghadapi mereka. Tapi dari kegigihan dan kemauan untuk menang di lapangan, Kevin/Marcus masih lebih unggul,” ujar wanita kelahiran Tasikmalaya 11 Februari 1971 tersebut.
Susi Ssanti yang berhasil memboyong Piala Uber 1994 dan 1996, telah menekankan kepada Fajar/Rian untuk mengeluarkan ekspresi dan emosi mereka kala bertanding.
“Saya bilang sama Fajar/Rian, dibiasakan untuk keluarkan ekspresinya, emosinya, di depan kita ini kan musuh. Ini karakter dan bisa kok diubah," tutup Susi.
Penulis: Oryza Aditama
Editor: Fitra Firdaus