tirto.id - Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menilai Rancangan Undang-Undang (RUU) Ketahanan Keluarga mencampuri ranah privat.
"Ya, pastilah [mencampuri ranah privat]," ujar Surya saat ditemui usai peresmian gedung baru Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) NasDem Sumatera Utara di Medan, dikutip dari Antara, Kamis (20/2/2020).
Surya mengingatkan anggota DPR RI yang mengusulkan RUU Ketahanan Keluarga agar mengetahui sasaran masalah yang ingin diselesaikan.
"Saya perlu ingatkan, jangan cari-cari masalah kalau enggak ada masalah. Itu yang diinginkan sama Nasdem," kata Surya.
Menurut Surya, sasaran dari RUU tersebut tak jelas. Ia juga bingung ketika ditanya apa yang ingin dicapai oleh legislator yang mengajukan RUU Ketahanan Keluarga tersebut.
"Entah apa yang ingin dia capai, saya juga enggak tahu," kata Surya.
Menurut Surya, tidak semua persoalan harus diatur, sehingga harus diprioritaskan. Ia memberi contoh terkait hak privasi warga negara dalam berbusana yang tak perlu dilarang.
"Ini mau semuanya diatur. Bagaimana ketinggian celanalah, terus bagaimana warna celana, masih banyak di depan mata kepala kita untuk segera dibenahi," ujar Surya.
RUU Ketahanan Keluarga merupakan usulan dari anggota DPR periode 2014-2019 dan masuk dalam Prolegnas 2020.
Sebelumnya, RUU Ketahanan Keluarga memicu perdebatan setelah drafnya tersebar di media sosial. Masyarakat menganggap RUU tersebut menerabas ruang-ruang privat warga negara.
Beberapa aturan yang disoroti adalah pengaturan peran istri, larangan aktivitas seksual BDSM, dan kewajiban pelaku homoseksual melapor. RUU ini diusulkan Netty Prasetiyani dan Ledia Hanifa dari Fraksi PKS, Endang Maria Astuti dari Fraksi Partai Golkar, Sodik Mudjahid dari Fraksi Partai Gerindra, serta Ali Taher dari Fraksi PAN.
Penulis: Zakki Amali
Editor: Abdul Aziz