tirto.id - Survei Litbang Kompas menunjukan selisih suara Capres-Cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin dengan Prabowo-Sandiaga sebesar 11,8 persen. Survei tersebut digelar dari tanggal 22 Februari sampai 5 Maret.
Meski perubahan selisih ini cukup drastis dari survei beberapa waktu lalu, Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf tidak mempertanyakan kebenaran survei tersebut.
Juru Bicara TKN Ace Hasan Syadzily menegaskan mereka hanya meragukan hasil survei dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga.
"TKN optimis dengan semua hasil survei, kecuali survei internal BPN 02. Survei itu menunjukan bahwa hoaks, fitnah yang disemburkan tidak membuat masyarakat goyah untuk tetap mendukung Pak Jokowi," kata Ace melalui keterangan tertulisnya, Rabu (20/3/2019).
Ace menyatakan hasil survei Litbang Kompas ini akan dijadikan alasan untuk mendorong mesin partai bekerja lebih keras. Apalagi, waktu kampanye rapat umum terbuka semakin mendekat. Pada rapat umum terbuka, Ace menyatakan pendukung paslon 01 akan berjuang lebih keras.
"Dengan hasil survei Litbang Kompas ini tentu semakin melecut kami untuk bekerja secara sungguh-sungguh dalam memenangkan pasangan kami. Apalagi survei ini belum memotret debat ketiga yang secara nyata dimenangkan Kiai Ma’ruf Amin yang pada awalnya sebagian pihak underestimate," tegasnya.
Namun Ace optimis selisih ini tidak akan menggagalkan kemenangan Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019. Ace menilai untuk menaikan 1 persen saja angka elektabilitas tidak akan mudah.
"Selisih 11,8% dalam hitungan statistik merupakan angka yang signifikan. Memerlukan effort dan upaya yang luar biasa untuk dapat mengejar selisih itu. Untuk menaikan 1 persen saja, jika mengacu pada tren survei Kompas, memerlukan waktu 1 bulan," ucapnya lagi.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Irwan Syambudi