tirto.id - Director for Communication Science & Research Johns Hopkins Center for Communication Programs, Douglas Storey mengatakan berdasarkan hasil survei masih banyak sasaran vaksinasi kelompok lansia yang tidak mau divaksin COVID-19.
“Pada kelompok lansia di atas 55 tahun masih terhadap 40 persen melaporkan kemungkinannya tidak akan divaksin,” kata Douglas dalam diskusi daring, Rabu (13/10/2021).
Ia mengatakan kelompok lansia ini merupakan sasaran yang penting untuk vaksinasi COVID-19. Oleh sebab itu, perlu diketahui penyebab atau alasan mereka tidak mau divaksin lalu dikomunikasikan dengan cara yang tepat.
“44 persen takut efek samping dan 19 persen yakin tidak memerlukan vaksin. Jadi program komunikasi harusnya tekankan pada hal-hal itu. Hambatan ataupun keraguan mereka,” ujar Douglas.
Sementara untuk responden umum, secara keseluruhan terhadap 67 persen yang menyatakan secara pasti atau lebih mungkin untuk divaksin. Kemudian yang melaporkan tidak akan divaksin sebesar 37 persen.
Berdasarkan survei yang dilakukan 16-30 September 2021, sejumlah orang yang menyatakan tidak mau divaksin, sebanyak 49 persen di antaranya beralasan karena cemas tentang efek samping vaksin, sedangkan 37 persen lainnya beralasan menunggu untuk melihat apakah vaksin COVID-18 aman untuknya.
“Jadi implikasinya penyampaian pesan perlu difokuskan pada keamanan vaksin yang telah terbukti dan efek samping akibat COVID-19 dibandingkan efek samping akibat vaksin yang sangat lebih parah,” ujarnya.
Meski demikian, dalam lima bulan terakhir, Douglas mengatakan persentase mereka yang belum divaksin untuk berusaha mendapatkan vaksinasi terus bertambah. Terdapat 33 persen mereka yang belum mendapatkan vaksin, pada bulan September 2021 yang berusaha untuk mendapatkan vaksin.
Dari mereka yang berupaya mendapatkan vaksin tersebut diketahui masih beberapa hambatan yang ditemui. Beberapa hambatan itu di antaranya adalah tidak bisa mendapatkan janji untuk waktu vaksin 19 persen; kesulitan meninggalkan pekerjaan 19 persen; tidak memenuhi syarat 17 persen; kesulitan pergi ke tempat vaksin 14 persen; dan tidak dapat vaksin yang diinginkan 9 persen.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Gilang Ramadhan