Menuju konten utama

Survei: Elektabilitas Prabowo Menurun Jika Gerindra Belum Deklarasi

Menurut Fadli Zon, tinggal menunggu waktu untuk Gerindra mendeklarasikan Prabowo sebagai capres di Pemilu 2019.

Survei: Elektabilitas Prabowo Menurun Jika Gerindra Belum Deklarasi
Massa kader dan simpatisan Partai Gerindra saat puncak perayaan HUT ke-10 Gerindra di Lapangan Arcici, Cempaka Putih, Jakarta, Minggu (11/3/2018). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Direktur Populi Center Usep S Ahyar menyatakan, elektabilitas Prabowo Subianto semakin menurun jika Gerindra belum juga mendeklarasikan Prabowo sebagai capres di Pilpres 2019.

"Kalau Gerindra makin lama deklarasi jadi capres, orang akan menjajaki yang lain," kata Usep kepada Tirto, Senin (12/3/2018).

Sementara, kata Usep, saat ini pertimbangan masyarakat sudah mengerucut kepada Jokowi dan Prabowo sebagai capres. "Menurut saya call-nya harus tinggi di awal-awal," kata Usep.

Penurunan tersebut, kata Usep, terlihat dari hasil survei elektabilitas Populi Center bulan lalu. Prabowo mendapatkan 15,4 persen atau turun 3,5 persen dari bulan Desember 2017.

Penurunan elektabilitas juga dialami Jokowi yang mendapatkan angka 52,8 persen atau turun 2,1 persen dari survei bulan Desember 2017. Namun, kata Usep, angka ini lebih aman ketimbang Prabowo.

"Itu karena banyak yang menganggap Prabowo jadi cawapres Jokowi," kata Usep.

Isu Prabowo menjadi cawapres Jokowi mulai berembus pada akhir Januari 2018. Sejumlah pihak, termasuk Ketua DPR Bambang Soesatyo, menilai mantan mantu Soeharto tersebut lebih baik menjadi cawapres Jokowi agar suasana politik 2019 lebih kondusif.

Menanggapi hal ini, Wakil Ketua DPP Gerindra, Fadli Zon membantah isu Prabowo masih gamang menjadi capres 2019. Ia mengklaim ketua umum Gerindra tersebut telah siap 100 persen maju di Pilpres 2019.

"Ya dengan kami enggak ada masalah. Akan maju [jadi capres]. Tinggal nunggu waktu aja," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (12/3/2018).

Wakil Ketua DPR ini juga membantah isu Prabowo belum mendapatkan cukup dukungan dari partai politik untuk memenuhi syarat ambang batas presiden sebesar 20 persen. Menurutnya, PKS dan PAN sudah berkomunikasi intens dengan Gerindra dan tinggal menunggu waktu menyatakan dukungan.

Saat ini, kata Fadli, Gerindra sedang mengupayakan pula dukungan dari Demokrat dan PKB yang belum menentukan sikap di Pilpres 2019.

Secara logistik, lanjut Fadli, Prabowo juga tidak mempunyai kendala. Karena, menurutnya, kebutuhan logistik bisa diselesaikan dengan patungan swadaya kader dan simpatisan. Menurutnya, tinggal menunggu waktu untuk mendeklarasikan Prabowo sebagai capres.

"Kami baru saja menyelesaikan agenda politik nomor urut dan sebagainya, verifikasi dan sebagainya. Jadi sequence-nya sesuai dengan itu," kata Fadli.

Strategi Gerindra saat ini adalah mendorong kader di daerah mendeklarasikan Prabowo. Dengan begitu partai berlambang burung garuda ini bisa mengukur kesiapan kader dan kemauan rakyat mendukung mantan Danjen Kopassus tersebut sebagai capres.

"Jadi permintaan dari bawah itu mengonfirmasi ke atas. Dari bawah itu mengonfirmasi ke tingkat nasional. Jadi dari bawah ke atas, bukan atas ke bawah," kata Fadli.

Setelah tahapan ini terpenuhi, kata Fadli, Gerindra pusat akan memiliki pertimbangan yang cukup untuk mendeklarasikan Prabowo sebagai capres dan membentuk koalisi dengan partai lainnya.

Pada Minggu (11/3/2018) lalu, 34 DPD Gerindra se-Indonesia telah mendeklarasikan Prabowo sebagai capres 2019 secara serentak. Di DKI Jakarta, deklarasi dipimpin langsung Ketua DPD Gerindra DKI, M Taufik.

Namun, sebagai kepastian Fadli menyatakan deklarasi akan dilakukan setelah rapat koordinasi nasional yang rencananya diselenggarakan awal April tahun ini.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Dipna Videlia Putsanra