tirto.id - Jelang pendaftaran kandidat presiden dan wakil presiden pada 4 Agustus 2018, elektabilitas Jokowi unggul dari Prabowo berdasar riset terbaru lembaga survei Alvara Research Center. Survei itu menyimpulkan apabila hanya dua kandidat capres, elektabilitas Jokowi sebesar 52,6 persen, sementara elektabilitas Prabowo sebesar 35,4 persen.
"Dua nama ini, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, sudah cukup tinggi. Jika dimunculkan nama lain tentu akan lebih berat. Ini bukan pemilihan bupati atau gubernur, tapi presiden. Dua nama ini meninggalkan jauh nama-nama lainnya, " ujar Harry Nugroho, Chief Research Officer (CRO) Alvara Research Center, seusai memaparkan hasil riset lembaganya kepada Tirto di Hotel Oria, Jakarta pada Jumat (3/8/2018).
Survei yang digelar pada 20-28 Juli 2018 itu menyatakan elektabilitas Jokowi unggul atas Gubernur DKI Jakarta Anies dan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo apabila keduanya berhadapan secara head-to-head. Jokowi memiliki elektabilitas sebesar 55,6 persen melawan Anies yang elektabilitasnya hanya sebesar 6,3 persen.
"Meskipun elektabilitas Jokowi di atas 50 persen. Kalau pak Jokowi salah pilih cawapres, bisa tidak aman," ujar Harry.
Untuk calon wakil presiden (cawapres), elektabilitas Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan mantan hakim Mahkamah Konstitusi Mahfudz MD tertinggi untuk mendampingi Jokowi. Elektabilitas Muhaimin sebagai cawapres Jokowi sebesar 18,7 persen, sementara Mahfudz sebesar 18,5 persen.
Sementara itu, elektabilitas Anies dan Gatot tertinggi sebagai cawapres Prabowo. Elektabilitas Anies ssebagai cawapres Prabowo sebesar 19,3 persen, sementara Gatot sebesar 13,4 persen.
Survei Alvara Research Center mencuplik 1.142 responden berusia 17 tahun ke atas. Sempel diambil dari seluruh provinsi dengan margin of error +/- 2,95 persen.
Penulis: Husein Abdulsalam
Editor: Yantina Debora