tirto.id - Surah Al-Bayyinah merupakan surah ke-98 dalam Al-Quran. Ia memiliki makna agung dan keutamaan besar.
Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa kandungan surah Al-Bayyinah lebih berharga daripada harta atau kenikmatan dunia.
Surah Al-Bayyinah terdiri dari delapan ayat. Ia tergolong surah yang diturunkan di Madinah atau surah Madaniyah.
Dalam bahasa Arab, "الْبَيِّنَةُ" "(Al-Bayyinah) artinya pembuktian.
Kandungan surah ini berkaitan dengan asbabunnuzul-nya sebagai bukti kenabian Muhammad SAW dan kebenaran Islam, sebagaimana dikutip dari buku Tadabur Al-Qur'an: Menyelami Makna Al-Qur'an dari Al-Fatihah sampai An-Nas (2018) yang ditulis Adil Muhammad Khalil.
Asbabunnuzul atau alasan penurunan surah Al-Bayyinah berkaitan dengan orang-orang kafir, musyrik, dan Ahli Kitab yang tak ingin meninggalkan keyakinan mereka, serta menolak kebenaran Islam.
Hal ini sebenarnya berlawanan dengan ajaran yang mereka terima sebelum diutus Nabi Muhammad SAW, sebagaimana disampaikan Salamah bin Sallâmah bin Waqsy mengenai kisah orang-orang kafir dan Ahli Kitab di Madinah.
Sebelumnya, para Ahli Kitab sudah menyampaikan mengenai utusan terakhir yang akan muncul di tanah Arab.
Kabar mengenai nabi terakhir itu sudah disinggung kitab-kitab suci sebelumnya: Taurat dan Injil. Sayangnya, ketika Nabi Muhammad datang membawa kebenaran Islam, orang-orang ahli kitab malah mengingkarinya.
"Dahulu, aku [Salamah] mempunyai tetangga orang Yahudi [di Madinah] dari Bani Abdul Asyhal. Dia selalu mengatakan kepada kaumnya yang menyembah berhala tentang adanya Hari Kiamat, hari kebangkitan manusia dari kuburnya, hari perhitungan amal, serta surga dan neraka.
Kemudian mereka berkata kepada si Yahudi, 'Celakalah engkau, Wahai Fulan! Apakah itu yang kamu yakini? Kemudian dia menjawab, 'Ya, demi Dzat yang aku bersumpah dengan-Nya.' Kemudian si Yahudi tersebut memperingatkan mereka agar mereka menyelamatkan diri dari api neraka pada hari kiamat nanti.
Mereka pun bertanya lagi, 'Celakalah engkau, Wahai Fulan! Apakah tanda-tanda yang menunjukkan datangnya hari kiamat tersebut?'
Dia menjawab, 'Akan diutus seorang nabi dari kota ini –dengan menunjuk ke arah Mekah dan Yaman- [ke arah selatan Madinah]'. Mereka bertanya lagi, 'Kapan munculnya?'. Kemudian Si Yahudi tadi melihatku [Salamah] dan waktu itu aku masih kecil, lalu dia mengatakan,
'Jika anak ini besar, maka dia akan menemui masanya [kedatangan nabi yang dijanjikan]. Salamah lalu berkata, 'Demi Allah, setelah beberapa tahun kemudian, muncullah Rasulullah Muhammad yang sekarang ada di sisi kami.
Kemudian, kami beriman kepadanya, akan tetapi Si Yahudi tetap kafir dan mengingkarinya. Sebab, ia dengki dan hasad [karena Rasulullah bukan dari kaumnya]. Aku berkata kepada si Yahudi, 'Celakalah engkau, Wahai Fulan! Bukankah ini yang kamu katakan dahulu?'
Dia menjawab, 'Ya, akan tetapi nabi itu bukan dia [Muhammad]."
Surah Al-Bayyinah turun sebagai pembuktian akan kenabian dan kerasulan Muhammad SAW, serta jawaban atas pengingkaran orang-orang kafir dan Ahli Kitab.
Selepas surah ini dibacakan kepada mereka, sebagian orang-orang kafir itu memeluk Islam, sementara sisanya tetap berkubang dalam kekufuran, sebagaimana dikutip dari buku Al-Quran Hadis (2014) yang ditulis Mukarom Faisal Rosidin, dkk.
Keutamaan Surah Al-Bayyinah
Surah Al-Bayyinah memiliki keutamaan besar, namun dirahasiakan oleh Rasulullah SAW.
Kendati demikian, Nabi Muhammad SAW memberi perumpamaan mengenai keutamaan itu agar umatnya memahami keagungan surah Al-Bayyinah di sisi Allah SWT.
Hal ini digambarkan oleh hadis yang diriwayatkan Abu Darda' bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Seandainya saja umat manusia mengetahui apa yang ada di dalam Lam Yakunilladzina Kafaru [Al-Bayyinah], niscaya mereka akan mengabaikan keluarga dan hartanya demi mengajarkannya."
Bacaan Surah Al-Bayyinah: Arab-Latin dan Terjemahannya
Berikut ini bacaan surah Al-Bayyinah: Arab-Latin dan terjemahannya.
1. لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنْفَكِّينَ حَتَّى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ
Bacaan latinnya: "Lam yakunil-ladziina kafaruu min ahlil kitaabi wal musyrikiina munfakkiina hatta ta'tiyahumul bai-yinat[u]"
Artinya: "Orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan, bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya), sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata."
2. رَسُولٌ مِنَ اللَّهِ يَتْلُو صُحُفًا مُطَهَّرَةً
Bacaan latinnya: "Rasuulun minallahi yatluu shuhufan muthahharatan"
Artinya: "(Yaitu) seorang Rasul dari (rasul-rasul) Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran yang disucikan (Al-Qur'an)."
3. فِيهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌ
Bacaan latinnya: "Fiihaa kutubun qai-yimatun"
Artinya: "Di dalamnya terdapat (isi) Kitab-kitab yang lurus."
4. وَمَا تَفَرَّقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَةُ
Bacaan latinnya: "Wamaa tafarraqal-ladziina uutuul kitaaba ilaa min ba'di maa jaa-athumul bai-yinat[u]"
Artinya: "Dan tidaklah berpecah-belah orang-orang yang didatangkan Al-Kitab (kepada mereka), melainkan sesudah datang kepada mereka, bukti yang nyata."
5. وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Bacaan latinnya: "Wamaa umiruu ilaa liya'buduullaha mukhlishiina lahuddiina hunafaa-a wayuqiimuush-shalaata wayu'tuuzzakaata wadzalika diinul qai-yimat[i]"
Artinya: "Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya, dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus."
6. إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
Bacaan latinnya: "Innal-ladziina kafaruu min ahlil kitaabi wal musyrikiina fii naari jahannama khaalidiina fiihaa uula-ika hum syarrul barii-yat[i]"
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik, (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk."
7. إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ
Bacaan latinnya: "Innal-ladziina aamanuu wa'amiluush-shaalihaati uula-ika hum khairul barii-yat[i]"
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk."
8. جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ
Bacaan latinnya: "Jazaa'uhum 'inda rabbihim jannaatu 'adnin tajrii min tahtihaal anhaaru khaalidiina fiihaa abadan radhiyallahu 'anhum waradhuu 'anhu dzalika liman khasyiya rabbah[u]"
Artinya: "Balasan mereka di sisi Rabb-mereka ialah surga 'Adn, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan merekapun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Rabb-nya."
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dhita Koesno