tirto.id - Pemerintah Sudan pada Rabu (25/5/2016) menuduh seorang pejabat senior bidang kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membuat laporan palsu mengenai para pengungsi korban konflik di wilayah timur negara Afrika tersebut.
Pada Minggu (22/5/2016), PBB mengumumkan bahwa Ivo Freijsen, kepala Badan Koordinasi Bidang Kemanusiaan (OCHA) di Sudan, diusir secara de facto setelah otoritas di Khartoum menolak memperpanjang izin tinggalnya yang akan berakhir pada 6 Juni mendatang.
Menteri Luar Negeri Sudan Ibrahim Ghandour mengatakan, Freijsen bersikap tidak kooperatif dengan pemerintah Sudan.
"Dia menerbitkan laporan palsu. Sebagai contoh, ketika ada 10 ribu pengungsi, ia melaporkan ada 100 ribu pengungsi," ujar Ghandour, seperti dikutip oleh kantor berita Antara, Kamis (26/5/2016).
"Ia bahkan menuding Sudan dilanda kelaparan," tambah Ghandour.
Data dari PBB menyebutkan bahwa Freijsen, yang berasal dari Belanda, adalah pejabat senior PBB keempat yang telah dipaksa untuk meninggalkan Sudan dalam dua tahun terakhir.
OCHA sendiri diketahui secara rutin memberikan laporan mengenai kondisi kemanusiaan di berbagai daerah konflik di Sudan. Sejak 2003, puluhan ribu orang tewas dan sekitar 2,5 juta warga mengungsi di daerah tersebut.
Dalam buletin mingguannya, OCHA menyatakan pemberian bantuan kemanusiaan bagi puluhan ribu pengungsi korban pertempuran di daerah pegunungan Jebel Marra kian sulit akibat minimnya dana.
OCHA juga memantau para pengungsi Sudan Selatan yang berlindung ke Sudan akibat perang dan krisis pangan di negara mereka.
Penulis: Yantina Debora
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara