tirto.id - Suara ledakan sempat terdengar sekitar pukul 09.00, Jumat (25/5/2018) bersamaan dengan pembacaan pledoi terduga teroris Aman Abdurrahman di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jl. Ampera Raya No. 133.
Bunyi ledakan terdengar kencang hingga ke dalam ruang sidang. Pihak pengacara sempat menghentikan pembacaan pleidoi dan pengunjung ruang sidang ingin keluar dari ruangan. Namun tidak diperbolehkan oleh polisi. Sidang yang sempat terhenti kemudian dilanjutkan.
Menurut Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Indra Jafar sumber ledakan berasal dari drum yang berada di lokasi proyek di depan PN Jakarta Selatan. Drum yang digunakan untuk tempat sampah tersebut berisi sisa bahan kimia pengeras beton. Di depan PN Jaksel memang sedang berlangsung pembangunan apartemen.
Drum meledak saat hendak dipotong menggunakan las. Api dari las memercik dan membakar sisa bahan kimia.
"Intinya bukan teror," ujar Indra Jafar.
Indra Jafar memastikan tidak ada korban akibat insiden ini.
Saksi mata kejadian, petugas keamanan Synthesis Residence Kemang bernama Joni menerangkan ledakan berasal memang dari dalam proyek apartemen yang dijaganya. Drum itu meledak saat hendak dipotong pekerja proyek.
“Tapi, enggak tahu itu bekas apa. Akhirnya meledak,” ujar Joni kepada Tirto.
Ledakan ini sempat membikin heboh lantaran terdengar saat pembacaan pleidoi oleh tim penasihat hukum Aman Abdurrahman. Aman merupakan terdakwa kasus teroris.
Saat Tirto sampai di lokasi pabrikasi besi Synthesis, drum dibawa di mobil ranger Sat Reskrim pihak kepolisian. Akibat ledakan ini, sidang diskors selama sepuluh menit, lalu majelis hakim kembali melanjutkan sidang setelah suasana di ruang sidang dapat ditenangkan dan sudah kondusif. Aparat keamanan di dalam ruang sidang semakin memperketat pengamanan.
Di PN Jakarta Selatan, terduga teroris Aman Abdurrahman sedang menjalani sidang dengan agenda pledoi setelah divonis mati pada sidang sebelumnya. Aman diduga merencanakan aksi teror bom di Jalan MH Thamrin Jakarta, peledakan gereja di Samarinda, dan penusukan aparat di Markas Polda Sumatera Utara.
Sebelum insiden suara ledakan, kepolisian menjaga sidang pentolan ISIS Indonesia itu dengan mengerahkan 270 personel.
"Kami libatkan 270 anggota, lebih banyak dari kemarin karena memang banyak pos yang harus diisi sehingga pengamanan ini bisa kita lakukan secara maksimal," ucap Indra Jafar di PN Jakarta Selatan.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH