tirto.id - Petugas medis merupakan salah satu kelompok yang paling berisiko terpapar virus SARS-CoV-2 karena setiap hari berhubungan dengan pasien terinfeksi corona.
Sejak Februari lalu, WHO sudah mengimbau semua negara untuk memprioritaskan para petugas medis, serta melindungi mereka.
Seiring dengan dikeluarkannya panduan operasional bagi petugas medis yang diterbitkan Organisasi Kesehatan Dunia itu, rupanya kondisi di lapangan bagi petugas medis tetap saja berisiko tinggi.
Akhir Juli 2020, The Lancet mempublikasikan penelitian bertajuk "Risk of COVID-19 among front-line health-care workers and the general community: a prospective cohort study" yang membahas risiko kesehatan bagi petugas medis yang merawat pasien COVID-19.
Dari 2.135.190 responden yang berpartisipasi dalam penelitian itu menunjukkan bahwa pekerja medis berisiko terkena COVID-19 tiga kali lipat daripada orang biasa.
Sementara itu, pekerja medis yang tidak dilengkapi alat pelindung diri (APD) yang cukup memiliki risiko kesehatan lebih tinggi lagi.
Selain itu, petugas medis di Amerika Serikat dan Inggris yang berasal dari kelompok minoritas seperti yang berkulit hitam, Asia, dan lain sebagainya lebih berisiko terpapar virus corona SARS-CoV-2 karena stigma dan kurangnya alat pelindung diri bagi mereka.
Penelitian ini merangkum sampel yang lebih besar daripada penelitian sebelumnya yang juga dipublikasikan The Lancet.
Dalam "Pandemic peak SARS-CoV-2 infection and seroconversion rates in London frontline health-care workers" yang ditulis Catherine F. Houlihan, dkk. menyebutkan bahwa sebanyak 21 persen dari pekerja medis garis depan yang menangani COVID-19 berisiko terpapar virus corona SARS-CoV-2.
Kedua studi ini menunjukkan pentingnya perhatian pemerintah untuk menyediakan alat-alat kesehatan, serta APD bagi pekerja medis.
Dilansir dari Medscape, temuan ini menunjukkan adanya "kebutuhan mendesak" untuk strategi yang lebih baik dalam melindungi petugas kesehatan dan pasien dari infeksi COVID-19.
Di Indonesia sendiri, kasus petugas medis terpapar COVID-19 beberapa kali viral di internet dan media sosial.
Salah satunya adalah kasus dua dokter dan 28 perawat Rumah Sakit Dr Hafidz (RSDH) Cianjur, Jawa Barat yang menjalani isolasi di rumah masing-masing karena terpapar virus dari pasien positif corona yang meninggal.
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Yandri Daniel Damaledo