Menuju konten utama

Strategi Microsoft Rebut Pasar Industri Kreatif Apple

Microsoft baru saja meluncurkan sejumlah hardware baru, serta sejumlah pembaruan terhadap software dan hardware-nya. Perangkat dan pembaruan software tersebut menyasar pasar industri kreatif yang selama ini banyak didominasi oleh Apple. Apakah ini merupakan upaya Microsoft merebut pangsa pasar tersebut dari Apple?

Strategi Microsoft Rebut Pasar Industri Kreatif Apple
Microsoft meluncurkan Paint 3D. Aplikasi baru ini memungkinkan pengguna dengan mudah mengubah foto menjadi 3D. [Foto/theverge.com]

tirto.id - Perusahaan-perusahaan teknologi, baik itu software maupun hardware, sedang giat-giatnya mengubah model bisnis mereka untuk bergerak menjadi perusahaan teknologi yang utuh seperti yang telah dilakukan Apple Inc. dengan paket hardware dan software mereka selama ini.

Google adalah contoh nyata. Perusahaan mesin pencari terbesar di dunia yang sebelumnya hanya bergerak di bidang software tersebut mulai terjun serius ke bidang hardware setelah meluncurkan sejumlah hardware beberapa waktu yang lalu, termasuk smartphone Pixel yang memicu perdebatan.

Pada Rabu (26/10/2016) waktu setempat, raksasa software lainnya, Microsoft turut mengambil langkah yang sama dengan Google. Terlepas dari upaya gagal mereka pada industri smartphone, mereka meluncurkan beberapa pembaruan untuk hardware dan software-nya dalam acara yang digelar di New York, Amerika Serikat.

Pada acara tersebut, Microsoft memperkenalkan pembaruan masif pada software sistem operasi andalan mereka, Windows 10. Pembaruan itu disebut dengan "Creator Update," sebuah pembaruan yang menyasar para pembuat konten, terutama mereka yang berdekatan dengan urusan grafis dan visual. Pasalnya, fitur utama yang disorot oleh Microsoft adalah fitur penciptaan gambar 3D yang sangat mudah dilakukan.

Dengan menggunakan aplikasi Paint yang telah mendapat pembaruan - yang nantinya akan bernama Paint 3D - pengguna hanya perlu menggerakkan kamera pada perangkat mereka memutari obyek yang akan dibuat versi 3D-nya dalam Paint tersebut. Tidak sampai 5 detik, voila! gambar 3D - yang sebelumnya membutuhkan program dan skill khusus - akan tercipta pada layar komputer anda.

Selain mengumumkan pembaruan pada Windows 10, Microsoft juga memperkenalkan pembaruan untuk perangkat digital mereka yang merupakan gabungan dari tablet dan laptop, Surface Book. Namun, yang menjadi bintang pada acara itu adalah beberapa produk hardware anyar mereka yakni perangkat Personal Computer (PC) highend yang disebut dengan Surface Studio, dan sebuah perangkat pelengkap yang berguna untuk melakukan input, bernama Surface Dial.

Diperkenalkan dengan durasi yang paling lama dalam acara itu, Studio merupakan PC yang tidak biasa. Dijual dengan harga mulai dari $2.999, Studio jelas diperuntukkan pasar yang spesifik. Microsoft menjual PC tersebut dengan menyoroti fiturnya yang khusus didesain bagi para profesional di bidang grafis. Selain memiliki monitor 28 inci dengan kapabilitas layar sentuh dan spesifikasi luar biasa, PC tersebut dapat bertransformasi menjadi sebuah meja gambar digital raksasa.

Surface Dial kemudian menjadi hardware pelengkapnya. Alat seperti kenop pengatur suhu tersebut jika ditempelkan di atas layar Studio akan memunculkan sejumlah menu yang dapat dipilih hanya dengan memutar perangkat itu sesuai dengan keinginan, seperti ketika memilih opsi warna ketika menggambar di atas layar Studio.

Meski demikian, Dial, yang dijual dengan harga $99 itu, dikatakan juga dapat berfungsi untuk perangkat Surface yang lain, seperti Surface Pro, dan Surface Book.

"Ini adalah produk yang kami percaya benar-benar mampu membawa keluar [potensi] kreator dalam diri kita semua," kata Panos Panay, Corporate Vice President Microsoft, seperti dikutip dari The New York Times.

Tentunya hal tersebut membuat sejumlah pertanyaan muncul. Di tengah penjualan PC yang temaram, mengapa Microsoft seolah membuat sebuah perjudian besar dengan merilis PC dengan harga yang tidak murah dan dengan pasar yang seolah sangat spesifik?

Infografik Pembaharuan Microsoft

Bersaing dengan Apple?

Dengan kombinasi update Windows 10 yang menitikberatkan pada penciptaan konten 3D dan hardware yang mendukung update tersebut, Microsoft tampaknya ingin bersaing pada celah pasar yang mereka anggap mampu dijelajahi lebih luas lagi.

Microsoft, yang sebelumnya telah gagal dalam upayanya mengeksplorasi pasar smartphone, sadar betul bahwa komputasi personal saat ini telah bergeser dari PC menjadi laptop, dan kemudian menjadi tablet dan smartphone.

Penjualan PC yang terus anjlok mempertegas hal tersebut. Menurut perusahaan riset teknologi IDC, penjualan PC pada kuartal III/2016 telah jatuh 3,9 persen dibandingkan pada periode sama tahun sebelumnya.

Namun, alih-alih mati, PC sesungguhnya telah bergeser menjadi suatu perangkat premium mengingat kapabilitasnya yang jauh melebihi smartphone. Microsoft telah membuktikannya dengan penjualan perangkat Surface dan Surface Pro yang berhasil mencatatkan pendapatan $926 juta, atau naik 38 persen dari periode sama pada tahun sebelumnya, dalam laporan kuartalan terakhir mereka. Pasar kreator profesional merupakan bagian utama dari pasar perangkat premium PC tersebut.

Selama ini perusahaan terkemuka yang dominan pada pasar kreator tersebut adalah Apple dengan segala macam perangkat MacBook dan Mac-nya.

Sudah menjadi lazim di kalangan para pembuat film, artis visual, atau bahkan di kalangan jurnalis di berbagai penjuru dunia bahwa Apple adalah raja pada segmen ini. Terdapat pula sebuah "kesepakatan umum" bahwa para artis visual dan pembuat konten yang ingin dianggap "serius" berkarya dalam industri kreatif sebaiknya menggunakan perangkat dari Apple.

Dalam ceruk pasar ini Apple begitu dominan sehingga para profesional di industri kreatif terus menggunakan produk-produk Apple dengan menegasikan fakta bahwa perangkat keras mereka seperti MacBook dan Mac sangat jarang mendapatkan pembaruan yang berarti.

Sascha Segan, Lead Mobile Analyst PCMag.com, dalam sebuah tulisannya mengatakan, "Terutama bagi para kreatif profesional, kebiasaan dan biaya yang telah mereka keluarkan sulit untuk digantikan. Mereka telah menghabiskan ratusan, jika tidak ribuan dolar pada perangkat lunak dan perangkat yang mereka ubah sedemikian rupa untuk dapat bekerja sesuai keinginan mereka."

"Pemilik Mac yang sudah terbiasa [menggunakan Mac] lebih suka menggerutu terus menerus [akan lambatnya pembaruan Mac] dari pada mencari tahu bagaimana menggunakan Windows," katanya.

Namun apakah Microsoft sesungguhnya ingin bersaing dengan Apple dalam pasar ini? Jawabnya adalah ya, namun tidak dengan strategi head-to-head. Kegagalan dalam menggarap smartphone tampaknya telah memberikan pelajaran berharga bagi raksasa software itu.

Strategi itu tampak dalam iklan mereka untuk mempromosikan Paint 3D yang diunggah di Youtube, di mana Microsoft tidak menggunakan profesional dewasa sebagai talent-nya, melainkan sekelompok anak yang berkreasi, menggambar berbagai macam hal dalam bentuk 3D.

Mereka sepertinya hendak menyasar pasar industri kreatif dengan menggaet bakat-bakat muda dalam industri tersebut. Perlu diketahui, Paint merupakan sebuah program yang sangat sederhana, yang bahkan anak kecil pun mampu menggunakannya. Hal ini karena dunia 3D sesungguhnya sudah sangat dekat dengan generasi terkini, yakni generasi Z, yang telah terpapar oleh perangkat digital sejak mereka lahir.

Megan Saunders, General Manager Microsoft yang memimpin proyek ini, seperti dikutip dari Mashable mengatakan, anak perempuannya yang berumur 11 tahun, Maddie, dalam daftar hadiah natalnya menempatkan printer 3D sebagai hadiah yang paling ia inginkan.

Apa yang dilakukan Maddie, merupakan gambaran dari apa yang diinginkan oleh generasi Z yang lain, sesuai dengan hasil riset yang dilakukan oleh Microsoft, dan perusahaan itu melihat mereka sebagai audiens kunci untuk perangkat software dan hardware mereka.

"Kami memiliki 400 juta orang yang menggunakan Windows. Dari jumlah tersebut, kita memiliki lebih dari 100 juta orang yang menggunakan Paint. Dengan menempatkan kemampuan 3D secara native ke dalam [program] itu, kita akan dapat melakukan bootstrap kepada puluhan juta orang ke dalam sistem tersebut segera. Itu akan menjadi jalan menuju kreasi," kata Yusuf Mehdi, Corporate Vice President of the Windows and Devices Group Microsoft, seperti dikutip dari Mashable.

Dengan visi jangka panjang tersebut, jelas Microsoft tidak bisa mengharapkan hasil yang instan terhadap penjualan mereka. Tetapi dengan visi jangka panjang proyek 3D mereka, termasuk proyek augmented reality (AR)/virtual reality (VR) dengan perangkat HoloLens dan headset VR lainnya, usaha mereka berpeluang membawa hasil positif.

Microsoft telah melakukan apa yang menjadi kewajiban perusahaan teknologi, berinovasi. Mari kita lihat apa yang akan dibawa Apple Inc. dalam acara mereka pada Kamis (27/10/2016) ini.

Baca juga artikel terkait MICROSOFT atau tulisan lainnya dari Ign. L. Adhi Bhaskara

tirto.id - Teknologi
Reporter: Ign. L. Adhi Bhaskara
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti