tirto.id - Sejumlah pusat perbelanjaan atau mal mulai beroperasi kembali sejak 15 Juni 2020 setelah mati suri selama pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Di Jakarta, mal buka setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan resmi mengumumkan PSBB Transisi.
Meski sudah dibuka kembali, bisnis mal masih saja lesu. Biang keladinya adalah jumlah pengunjung yang masih minim di tengah kasus COVID-19 yang terus bertambah. Akibatnya, pendapatan mal pun ikut minim.
Laporan Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), rata-rata kunjungan mal hanya menyentuh angka 30-an persen. Jumlah itu bahkan lebih kecil dari batas maksimal tingkat kunjungan yang ditetapkan selama PSBB Transisi sebesar 50 persen dari total kapasitas masing-masing mal.
“Masih belum ramai, tapi lumayan. 30 persen-lah yang sudah datang,” kata Ketua APPBI Stafanus Ridwan saat dihubungi reporter Tirto, Rabu (17/6/2020).
Menurut dia, sejumlah tenant di mal mulai berencana adu strategi memberikan penawaran dan potongan harga demi menggaet minat pengunjung untuk datang dan berbelanja di mal. Strategi umbar potongan harga atau diskon, kata Ridwan, diserahkan ke masing-masing tenant.
Ia hanya menyarankan agar pelaku usaha lebih fokus pada penerapan protokol kesehatan dan bisa meyakinkan masyarakat bahwa masing-masing mal serius memerangi penularan baru virus Corona di lingkungannya masing-masing.
Sebab, kata Ridwan, sepinya mal saat ini lebih didasarkan pada besarnya kekhawatiran masyarakat akan penularan virus Corona, sehingga warga pun masih enggan datang ke mal meski sejumlah tenant mengobral diskon.
“Harapan kami, pengunjung bisa datang dengan lebih aman. Kami fokusnya ke sana dulu. Kalau diskon itu diserahkan ke tenant-nya, dari pengusaha kami mengarahkan supaya orang mengerti soal protokol kesehatan the new normal itu gimana. Kesehatan dulu, baru nanti digaet pengunjungnya,” kata dia.
Rencana gelar diskon tersebut dikonfirmasi Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey. Para tenant tengah bersiap untuk menarik kunjungan seperti menggelar diskon, promosi, midnight sale.
“Apa yang sudah dilakukan sebelumnya untuk meningkatkan kunjungan, akan ditingkatkan lagi. Para retailer juga akan menyediakan barang yang dicari konsumen dengan harga yang terjangkau,” kata Roy.
Namun pakar bisnis dan pemasaran Yuswohady menilai rencana para peritel untuk menggelar diskon besar-besaran tak akan menambah jumlah pengunjung. Sebab, kata dia, seberapa pun besarnya diskon yang diumbar tak akan efektif menggaet pengunjung bila sumber kekhawatiran masyarakat belum berhasil diatasi.
“Kalau menurut saya ini mal tidak akan ramai dalam waktu dekat kalau masyarakat masih ada rasa takut untuk pergi ke luar. Masyarakat akan percaya keluar untuk ke mal saat mal sudah memberikan kepastian keamanan berupa protokol Kesehatan yang aman,” kata Yuswohady saat dihubungi reporter Tirto, Rabu (17/6/2020).
Ia memprediksi, mal sepi bakal bertahan setidaknya hingga dua tahun mendatang. Ia menilai, dalam situasi seperti ini, cara paling efektif menggaet hati pelanggan adalah dengan memastikan lingkungan mal bebas penularan virus Corona.
“Kita baru pertama kali hidup berdampingan dengan wabah. Untuk ramai kembali memang bertahap, ini dari sisi pengusahanya yang harus siap dengan segala protokol Kesehatan yang ketat,” kata dia.
Kesiapan Mal
Kondisi tersebut disadari sejumlah pelaku usaha dan pengelola mal, salah satunya Central Park.
Assistant GM Marcomm Central Park Silviyanti Dwi Aryati mengatakan saat ini Central Park telah menyusun protokol kesehatan guna menghadapi the new normal yang digagas pemerintah dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi.
Menurut Silviyanti, protokol ini yang menjadi acuan bagi para tenant saat beroperasi kembali di tengah pandemi yang masih menghantui. Misal menyediakan hand sanitizer, alat pengukur suhu tubuh, pengaturan jarak fisik di lift, eskalator, antrean hingga wajib menggunakan masker.
“Kami juga akan meningkatkan kebersihan di dalam mal dengan melakukan penyemprotan disinfektan, pembersihan rutin oleh pihak housekeeping di fasilitas umum,” kata Silviyanti dalam keterangan tertulis, Rabu (18/6/2020).
Silviyanti juga mengatakan Central Park akan memperbarui protokol dan kebijakan mal apabila ke depannya ada anjuran atau peraturan tambahan dari pemerintah.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Abdul Aziz