Menuju konten utama

Stok Oksigen di Jateng Menipis, RS Ogah Kejadian di Yogya Terulang

"Jangan sampai kejadian ada pasien meninggal karena kekurangan oksigen. Satu nyawa itu penting."

Stok Oksigen di Jateng Menipis, RS Ogah Kejadian di Yogya Terulang
Seorang petugas mendata tabung berisi oksien untuk pasien terkonfirmasi COVID-19 di ruang isolasi Rumah Sakit Mitra Siaga (RSMS), Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Senin (28/6/2021). ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/hp.

tirto.id - Sejumlah rumah sakit di Jawa Tengah seperti di Kabupaten Rembang dan Kota Surakarta dilaporkan kesulitan pasokan oksigen. Mereka tak ingin peristiwa pasien meninggal karena kekurangan oksigen terjadi di Yogyakarta.

Direktur RS Bhina Bhakti Husada, Rembang, Bobot Evih mengatakan persediaan oksigen di rumah sakit tinggal dua sampai tiga hari lagi. Sementara sampai saat ini rumah sakitnya belum mendapatkan kepastian pasokan oksigen.

"Jangan sampai kejadian ada pasien meninggal karena kekurangan oksigen. Satu nyawa itu penting. Jangan sampai terulang yang seperti di RSUP Sardjito," kata Bobot melalui sambungan telpon Jumat (9/7/2021).

Selama ini pasokan oksigen di RS Bhina Bhakti Husada berasal dari vendor lokal, setiap pekan kiriman datang. Namun setelah terjadinya lonjakan kasus COVID-19 yang membuat kebutuhan oksigen meningkat, pasokan jadi macet.

"Sekarang vendor-vendor kami hubungi pada menyerah ada yang memang karena stoknya terbatas," katanya.

Untuk kebutuhan oksigen dengan lonjakan pasien saat ini per pekan, kata dia perlu 3.000 liter oksigen. Sekarang persediaan oksigen yang dimiliki tinggal 1.500-1.600 liter yang diperkirakan bertahan tiga hari.

Ia pun sudah mengupayakan berkomunikasi dengan Pemerintah Kabupaten Rembang, agar dibantu menghubungkan dengan distributor atau vendor yang lebih besar seperti PT Samator.

Namun pengajuan kerja sama sampai saat ini belum ada tanggapan, katanya. Padahal kebutuhan oksigen ini mendesak karena saat ini RS Bhina Bhakti Husada sedang menangani sedikitnya 70 pasien COVID-19 kondisi sedang hingga berat yang rata-rata membutuhkan oksigen.

Dihubungi terpisah, Sekretaris Jenderal Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Lia G Partakusuma mengatakan selain di Rembang, laporan rumah sakit yang kesulitan pasokan oksigen juga terjadi di Kota Surakarta pada Jumat pagi.

"Laporannya ada dari RSUD Moewardi Surakarta dan beberapa RS melaporkan sudah kekurangan. Saya bilang agar cepat koordinasi," kata Lia, Jumat (9/7/2021).

Persi kata Lia telah menjalin koordinasi dengan sejumlah daerah dan instansi mengenai pemenuhan oksigen. Tiap hari setiap provinsi sudah mengajukan list kebutuhan oksigen. Namun kata dia sejumlah distributor mengalami kendala dalam mengirim pasokan.

"Beberapa distributor menyampaikan kekurangan SDM karena sebagian positif COVID-19. Selain SDM kendaraan mereka juga harus ditambah," katanya.

Lia mengatakan estimasi kebutuhan oksigen per 100.000 kasus aktif COVID-19 itu butuh 524,2 ton, jadi di Indonesia saat ini yang memiliki lebih dari 300.000 kasus aktif maka kebutuhannya kurang lebih 2000-2500 ton per hari.

Sebelumnya laporan kekurangan pasokan oksigen di Kota Surakarta mulanya disampaikan CEO Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Surakarta, Sumartono Hadinoto melalui video yang dikirim ke sejumlah wartawan, Jumat pagi.

"Teman-teman mohon bantuannya, pagi ini saya mendapat telepon dari beberapa dokter rumah sakit yang ada di Solo. Beberapa rumah sakit stok oksigennya sangat mengkhawatirkan mungkin tinggal beberapa jam lagi habis," kata Sumartono.

Namun saat dikonfirmasi salah satu rumah sakit, yakni RSUD Moewardi menyatakan stok oksigen mereka masih aman.

"Stok oksigen aman di Moewardi karena pakai oksigen liquid. Mudah-mudahan aman terus, insyaallah aman," kata Direktur Utama RSUD Moewardi Cahyono kepada Tirto, Jumat.

Baca juga artikel terkait KRISIS TABUNG OKSIGEN atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - News
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Bayu Septianto