Menuju konten utama

Stefan Lofven Mundur: Akankah Swedia Punya PM Perempuan Pertama?

Stefan Lofven berharap Magdalena Andersson menjadi penggantinya sebagai Perdana Menteri Swedia. 

Stefan Lofven Mundur: Akankah Swedia Punya PM Perempuan Pertama?
Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven hadir pada KTT Uni Eropa di Brussels, Jumat 22 Oktober 2021. (Johanna Geron, Pool Photo via AP)

tirto.id - Perdana Menteri Swedia, Stefan Lofven memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya pada Selasa lalu. Jika mendapat persetujuan parlemen, langkah itu akan membuka jalan Menteri Keuangan Magdalena Andersson menjadi perdana menteri pertama.

Reuters melaporkan, Lofven mengatakan pada awal tahun kalau ia akan mundur menjelang pemilihan umum berikutnya, September 2022. Ia adalah mantan negosiator serikat pekerja yang telah memimpin koalisi minoritas sejak 2014.

Jabatan Lofven sebagai pemimpin Sosialis Demokrat digantikan Magdalena Andersson pada pekan lalu. Kemungkinan besar Andersson akan menjadi pembicara pilihan pertama parlemen untuk membentuk pemerintahan baru.

"Kami mengadakan pemilihan dalam waktu hampir satu tahun dan penting bahwa kami melakukan penyerahan [kepemimpinan dengan] cepat," kata Lofven pada Agustus. Dia mengaku akan menyerahkan pengunduran dirinya bulan ini.

"Saya pikir pemilih ingin ini berjalan lancar."

Di sisi lain, ketua parlemen mengaku akan menggelar pembicaraan dengan semua pihak dan mengadakan konferensi pers pada hari Kamis. Kendati demikian, masih belum jelas apakah Magdalena Andersson punya cukup dukungan untuk lolos di pemungutan suara parlemen yang bisa saja digelar pekan depan.

Bagaimana Peluang Magdalena Andersson?

Untuk menjadi perdana menteri, Andersson tidak membutuhkan mayoritas suara di parlemen dengan 349 kursi. Namun, dia juga tidak bisa mendapat penentangan dari suara mayoritas jika ingin terpilih.

Berbicara beberapa hari sebelumnya, Partai Tengah juga setuju tidak menghalangi upaya Andersson dalam mencalonkan diri, tetapi imbalannya, peraturan pembangunan harus lebih mudah dan mengubah undang-undang kepemilikan kehutanan.

Kendati demikian, Andersson harus bisa mendapatkan dukungan pasif dari Partai Kiri (dulu Komunis), yang dipimpin Nooshi Dadgostar, di mana ia telah menuntut pendapat tentang kebijakan.

Apabila Andersson menjanjikan itu, maka dia berisiko kehilangan dukungan dari Partai Tengah. "Partai Kiri harus menyadari bahwa akan ada pemerintahan baru dan pertanyaannya adalah yang mana yang mereka inginkan?" kata Lofven.

Di sisi lain, Politico melaporkan, Lofven sudah menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada ketua parlemen, Andreas Norlen. Sebelumnya ia mengatakan kepada wartawan kalau dia bangga menjadi "anak kelas pekerja" yang telah menjadi pemimpin negaranya.

"Dalam setiap situasi saya telah membuat keputusan yang saya yakini tepat untuk Swedia," katanya.

Lofven berharap Andersson akan ditunjuk sebagai perdana menteri karena komposisi parlemen sekarang sama seperti ketika dia disetujui untuk melanjutkan jabatan itu. “Tapi itu adalah pihak lain yang sekarang bertanggung jawab untuk itu,” katanya.

Baca juga artikel terkait STEFAN LOFVEN atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Politik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya