Menuju konten utama

Stasiun Palmerah Ramai Pelajar Demonstran, KCI: Situasi Masih Aman

Sejauh ini Stasiun Palmerah masih aman. Dalam demo terakhir, stasiun ini terdampak kericuhan.

Stasiun Palmerah Ramai Pelajar Demonstran, KCI: Situasi Masih Aman
Suasana titik tengah rel kereta api antara dua Jalan Tentara Pelajar saat pihak kepolisian dan massa bentrok, Rabu (25/9/2019) malam. tirto.id/Haris Prabowo

tirto.id - Sejak Senin (30/9/2019) pukul 10 pagi, Stasiun Palmerah Jakarta ramai oleh para siswa berseragam putih abu-abu yang hendak turut serta dalam aksi di DPR RI.

"Mau ke DPR, karena kesadaran aja," kata seorang pelajar bernama Faisal (16) kepada reporter Tirto. Dia tidak sendiri. Beberapa kawannya yang juga berseragam putih-abu turut serta.

Ada pula demontran berpakaian bebas. "Saya perwakilan dari pengangguran," ujar Ridho sembari tertawa.

"Mau ikut serta ke DPR karena panggilan jiwa," lanjutnya.

Sejak sekitar pukul 13.00, rombongan mahasiswa yang mengenakan almamater, salah satunya adalah BSI, mulai hadir.

Bersamaan dengan itu polisi juga telah bersiaga. Ada yang di dalam stasiun, ada pula yang di luar. Makin siang, jumlahnya terus meningkat.

Sebagai pengingat, Stasiun Palmerah terkena dampak saat aksi berujung ricuh pada Selasa (24/9/2019) kemarin. Gas air mata yang ditembakkan polisi terasa hingga dalam stasiun.

Vice President Communication PT Kereta Commuter Indonesia ( KCI) Anne Purba berharap hal serupa tidak terulang.

Kepada reporter Tirto, dia bilang "sampai saat ini, stasiun dan operasional KRL masih aman."

Kepolisian Polda Metro Jaya menerjunkan ribuan personel gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, dan Pemprov DKI Jakarta untuk mengamankan demonstrasi yang digelar mahasiswa, pelajar, buruh, dan masyarakat sipil.

"Kekuatan personel pengamanan menjadi 26 ribu," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono.

Angkanya lebih banyak dari pengamanan sebelumnya. Pekan lalu mereka menerjunkan 18 ribu personel.

Baca juga artikel terkait AKSI 30 SEPTEMBER atau tulisan lainnya dari Fadiyah Alaidrus

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Fadiyah Alaidrus
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Rio Apinino