Menuju konten utama
Dampak Pandemi Corona

Sri Mulyani Pangkas Prediksi Ekonomi Q4 jadi Kontraksi 2,9%-0,9%

Prediksi terbaru meletakan pertumbuhan ekonomi Q4 2020 di angka kontraksi 2,9 persen sampai 0,9 persen.

Sri Mulyani Pangkas Prediksi Ekonomi Q4 jadi Kontraksi 2,9%-0,9%
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) didampingi Wamenkeu Suahasil Nazara (kanan) mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi XI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (26/8/2020). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/aww.

tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal keempat (Q4) 2020. Prediksi terbaru meletakan pertumbuhan Q4 2020 di angka kontraksi 2,9 persen sampai 0,9 persen.

“Outlook Q4 negatif 2,9 persen sampai negatif 0,9 persen,” ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual APBN KITA, Senin (21/12/2020).

Prediksi terbaru per Desember 2020 ini lebih buruk dari perkiraan yang pernah disampaikan sebelumnya. Pada 5 November 2020, pemerintah pernah memperkirakan Q4 2020 akan tumbuh dengan kontraksi 1,6 sampai kontraksi 0,6 persen. Pada 14 Desember 2020 batas bawah prediksi Q4 diubah lagi dari kontraksi 1,6 persen menjadi kontraksi 2 persen.

Sri Mulyani bilang revisi ini disebabkan karena konsumsi rumah tangga yang diperkirakan belum akan pulih signifikan. Pertumbuhannya di Q4 2020 masih terkontraksi 3,6 sampai 2,6 persen. Kontraksi ini masih cukup dalam meski sudah relatif membaik dari Q3 2020 di 4 persen.

“COVID-19 meningkat pesat pada Desember 2020. Menyebabkan konsumsi tidak mengalami normalisasi secara cepat seperti semula,” ucap Sri Mulyani.

Kelompok pengeluaran Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi juga diprediksi masih terkontraksi 4,3 sampai 4 persen. Angka ini sudah relatif membaik dari Q3 2020 yang terkontraksi 6,5 persen.

Ekspor pada Q4 2020 diperkirakan masih terkontraksi 2,6 sampai 0,6 persen. Angka ini diperkirakan sudah relatif jauh membaik dari kontrkasi Q3 2020 di kisaran 10,8 persen.

Impor pada Q4 2020 diprediksi masih berada dalam kontraksi yang dalam di kisaran 18,3 sampai 15,5 persen. Angka ini masih relatif dalam jika dibandingkan Q3 2020 yang terkontraksi 21,9 persen dan Q2 2020 kontrkasi 17 persen.

Satu-satunya kelompok pengeluaran yang masih tumbuh positif adalah konsumsi pemerintah. Sri Mulyani memperkirakan konsumsi pemerintah bisa tumbuh 5,1 sampai 3,1 persen di Q4 2020. Sayangnya komponen ini memiliki porsi pertumbuhan ekonomi terkecil yaitu hanya 9,69 persen pada struktur PDB di Q3 2020.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI 2020 atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz