tirto.id - Pemerintah memangkas batas bawah prediksi pertumbuhan ekonomi kuartal IV atau Q4 2020. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan pertumbuhan Q4 RI serendah-rendahnya bisa berada di kisaran kontraksi 2 persen.
“Jika peluang momentum ini kita bisa jaga maka pertumbuhan di Q4 diperkirakan bisa minus 2 sampai dengan positif 0,6 persen,” ucap Airlangga dalam acara bertajuk “Bisnis Indonesia Award 2020”, Senin (14/12/2020).
Prediksi Airlangga terbaru ini relatif lebih rendah dari yang pernah ia paparkan pada November 2020 saat menyikapi kontraksi pertumbuhan ekonomi Q3 2020 lalu. Waktu itu Airlangga memperkirakan pertumbuhan ekonomi RI akan berada di kisaran kontraksi 1,6 persen sampai positif 0,6 persen.
Airlangga mengaku optimis kalau perbaikan pertumbuhan ekonomi RI akan terus berlanjut. Menurutnya hal itu sudah tercermin dari peningkatan data Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia per November 2020 yang sudah kembali ke level 50,6 poin.
Di sisi lain kontraksi Q3 2020 hanya berkisar 3,49 persen dan menurutnya sudah lebih baik dari Q2 2020 yang terkontraksi 5,32 persen. Tingkat inflasi pada November 2020 juga tercatat tetap terjaga di angka 1,59 persen year on year (yoy) bahkan selama 2 bulan terakhir Indonesia sudah kembali mengalami inflasi setelah 3 bulan berturut-turut deflasi. Ia mengatakan perbaikan ini harus bisa dijaga sampai tahun 2021.
“Pemerintah percaya bahwa di tahun 2021 ini menjadi tahun pemulihan, tahun yang memberikan peluang kepada ekonomi nasional agar ekonomi nasional kita bisa bergerak,” ucap Airlangga.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Restu Diantina Putri