Menuju konten utama

Sri Mulyani: Indonesia Memiliki Struktur Ekonomi yang Berbeda

"Kami sampaikan Indonesia memiliki struktur ekonomi yang berbeda,” ungkap Sri Mulyani.

Sri Mulyani: Indonesia Memiliki Struktur Ekonomi yang Berbeda
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/9/2018). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj/18.

tirto.id - Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings mempertahankan peringkat utang Indonesia di level BBB. Dengan demikian, Indonesia dinilai sebagai tempat yang layak untuk investasi dengan proyeksi stabil, dan bahkan cenderung memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik di tengah tantangan ekonomi global.

Menurut Fitch Ratings, peringkat Indonesia tersebut mampu menyeimbangkan kondisi beban utang pemerintah yang rendah dengan prospek pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang dapat menguntungkan di tengah munculnya tantangan eksternal.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengindikasikan bahwa peringkat tersebut bisa menjadi sentimen positif bagi pasar. Ia pun menekankan peringkat yang diberikan Fitch Ratings merupakan bukti bahwa kinerja pemerintah selama ini terus dimonitor dan dievaluasi lembaga-lembaga internasional.

“Kalau lembaga rating bilang Indonesia masih stabil, berarti mereka telah melihat apa yang pemerintah lakukan meski tekanan global masih terjadi,” kata Sri Mulyani di Kompleks Parlemen, Jakarta pada Selasa (4/9/2018).

Lebih lanjut, Sri Mulyani menyebutkan pemerintah akan terus meningkatkan kinerjanya sehingga mampu menciptakan kondisi yang lebih stabil. Analisis Fitch Ratings sendiri mengatakan kebijakan nilai tukar dan moneter Bank Indonesia (BI) saat ini mampu menstabilkan arus modal asing yang masuk.

Kendati demikian, Fitch Ratings tidak menampik pasar aset Indonesia yang rentan terhadap gejolak pasar, defisit transaksi berjalan yang melebar, serta ketergantungan pada modal asing. Untuk itu, Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan terus menjaga fundamental perekonomian sehingga tidak lagi memunculkan sentimen negatif.

“Kalau yang sifatnya pergerakan, terutama bagi mereka yang melakukan rebalancing dari portofolio akibat kenaikan suku bunga di AS, pengetatan likuiditas, dan krisis di beberapa negara berkembang, kami sampaikan Indonesia memiliki struktur ekonomi yang berbeda,” ungkap Sri Mulyani.

Adapun sejumlah perbedaan yang dimaksud itu ialah defisit yang didesain di bawah 2 persen, keseimbangan primer yang mendekati nol, serta kebijakan untuk mengoreksi neraca pembayaran.

“Kami berharap dengan kehati-hatian ini, Indonesia akan dibedakan dari negara berkembang lain yang fundamental ekonominya lebih rapuh dan kebijakan ekonominya tidak mencerminkan pondasi mereka,” ujar Menkeu.

Baca juga artikel terkait INVESTASI atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Alexander Haryanto