tirto.id - Kegagalan semua wakil Indonesia pada fase grup ajang BWF World Tour Finals 2018 di Tianhe Gymnasium, Guangzhou, Cina ditanggapi Susy Susanti, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI. Salah satu legenda hidup bulutangkis Indonesia itu menganggap jika para atlet telah bermain under-perform hingga tak mampu menampilkan permainan terbaik mereka.
"Hasilnya memang kurang bagus, penampilan atlet-atlet kami kurang maksimal. Mereka bermain under-perform dan andalan kita, Kevin/Marcus, juga ada masalah cedera,” ungkap Susy dikutip laman PBSI.
Tak hanya itu, Susy yang peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 tersebut juga menyoroti masalah cedera yang menimpa andalan Indonesia di sektor ganda putra, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Pasangan peraih 8 gelar World Tour dan satu emas Asian Games di sepanjang tahun ini tersebut, harus melewatkan laga penentuan di pertandingan pamungkas Grup A, lantaran Marcus Gideon mengalami cedera leher. Tak ayal, peluang meraih tiket semifinal pun pupus sudah bagi mereka berdua.
Dalam kejuaraan penutup tahun yang berhadiah total 1,5 juta dolar AS ini, dari enam wakil Indonesia, tak ada satupun yang berhasil lolos ke semifinal.
Pada klasemen akhir, Anthony Ginting menjadi juru kunci Grup A, sedang Tommy Sugiarto finis di posisi ketiga Grup B tunggal putra. Ganda campuran yang diwakili oleh Hafiz/Gloria juga tak mampu lolos dari grup mereka.
Wakil di nomor ganda putri, Greysia/Apriyani juga terpuruk di peringkat terbawah di grupnya. Sedangkan pasangan Hendra/Ahsan yang harus kalah di laga terakhir, juga tak mampu mengamankan tiket semifinal sektor ganda putra yang sudah ada di depan mata. Dan seperti sudah dijelaskan di atas, Marcus/Kevin terpaksa mengundurkan diri akibat cedera.
Di sisi lain, Susi turut mengantarkan timnas putri bulutangkis Indonesia meraih Piala Uber pada 1994 dan 1996 itu, menganggap bahwa fenomena naik-turunnya performa para pemain dalam sebuah kejuaraan memang mungkin bisa terjadi.
"Tetapi dalam suatu pertandingan, situasi seperti itu bisa terjadi," tambah Susy.
Editor: Fitra Firdaus