Menuju konten utama

Sopir Angkot Tanah Abang Demo Tolak OK-OTrip dan Temui Dishub

Para sopir angkot Tanah Abang berencana ke Balai Kota untuk menemui Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Sopir Angkot Tanah Abang Demo Tolak OK-OTrip dan Temui Dishub
Sejumlah sopir angkot melakukan aksi unjuk rasa dengan menutup jalan Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta, Senin (29/1). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Sopir angkutan kota (angkot) Tanah Abang membentangkan spanduk menolak rencana pemberlakuan OK-OTrip di dekat Jalan Jatibaru Raya. Aksi tersebut mereka lakukan kembali setelah penolakan mereka sampaikan ke Dinas Perhubungan (Dishub) dan meminta dibukakannya akses ke Jalan Jatibaru Raya.

Rencananya, mereka akan berangkat ke Balai Kota untuk menemui Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Namun, hal itu diurungkan lantaran kedua kepala daerah tersebut tengah berada di luar kota.

Aksi ini digelar di depan Stasiun Kereta Commuter Line Tanah Abang sejak pukul 06.30 WIB. Para sopir angkot yang kebanyakan merupakan trayek M-08, menghentikan angkot mereka di bawah flyover Jatibaru serta kemudian membentangkan spanduk dan mengacungkan poster berisi seruan penolak.

Naufal, salah satu perwakilan sopir M-08 yang tergabung dalam aksi tersebut, mengatakan saat ini dirinya dan beberapa perwakilan sopir angkot Tanah Abang tengah rapat dengan Kepala Dishub Andri Yansyah di kantornya.

"Kami minta semua tuntutan kami yang dulu dijalankan, buka jalan Jati Baru. Soalnya kalau OK-OTrip diberlakukan per kilometer Rp 3.430, enggak ada yang mau," ungkapnya saat dihubungi Tirto.

Penerapan OK-OTrip sebelumnya telah disepakati oleh para perwakilan sopir angkot yang bertemu Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Balai Kota. Para sopir angkot dijanjikan bakal digaji berdasarkan UMP dan kerja delapan jam sehari.

Namun, kata Naufal, rencana itu belakangan dianggap merugikan setelah para pengusaha dan sopir angkot mengetahui sistem OK-OTrip memiliki target perjalanan 190 km per hari. Ini dianggap mustahil sebab rata-rata angkot di Tanah Abang memiliki rute pendek.

Ia memperhitungkan, dalam satu hari, jarak tempuh angkot M-08 yang ia bawa hanya mencapai antara 10 sampai 11 kilometer. Selain itu, pemilik angkot juga bisa merugi karena tarif yang ditawarkan Pemprov DKI per kilometernya hanya Rp 3.459. Jika biasanya mereka mendapatkan setoran Rp150 ribu per hari dari tiap sopir angkot, dalam OK-OTrip setoran yang mereka terima per bulan bisa lebih kecil.

Pada 14 Februari lalu, aksi serupa juga sempat ingin dilakukan oleh para sopir angkot Tanah Abang. Namun, surat pemberitahuan aksi demo mereka tak dibalas oleh pihak kepolisian. Aksi itu pun mereka tunda dan langsungkan pada hari ini.

Naufal berharap, tuntutan mereka bisa dipenuhi oleh Pemprov DKI, terutama untuk bisa kembali masuk ke Jalan Jatibaru Raya dan mengambil penumpang seperti semula.

Baca juga artikel terkait PENATAAN TANAH ABANG atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yuliana Ratnasari