Menuju konten utama

Sopir Angkot Tanah Abang Kembali Demo Tolak Penerapan OK-OTrip

Dengan OK-OTrip, setoran yang bakal diterima para sopir angkot Tanah Abang per bulan bisa lebih kecil dari yang biasanya Rp150 ribu per hari.

Sopir Angkot Tanah Abang Kembali Demo Tolak Penerapan OK-OTrip
Sopir angkutan kota memegang poster saat menggelar unjuk rasa di kawasan Jatibaru, Jakarta, Senin (29/1/2018). ANTARA FOTO/Kiki/DR

tirto.id - Sopir angkot Tanah Abang akan kembali menggelar demonstrasi menolak rencana penerapan sistem OK-OTrip dan menuntut dibukanya akses ke Jalan Jati Baru Raya. Dari selebaran yang diterima Tirto, aksi rencananya bakal dilakukan hari ini di depan Balai Kota, Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.

Noval (32) sopir angkot M-08 jurusan Tanah Abang-Kota mengatakan, rencananya aksi demo dimulai pukul 08.00 WIB pagi tadi. Namun, lantaran belum ada balasan surat pemberitahuan demonstrasi oleh kepolisian, rencana aksi itu mereka tunda sementara.

"Entar kalau udah ada surat [balasan] pemberitahuannya, baru anak-anak ngumpul. Mau ke Balai Kota," ungkap Noval saat ditemui di depan stasiun KRL Tanah Abang, Rabu (14/2/2018).

Rencana penerapan OK-OTrip sebelumnya telah disepakati oleh para perwakilan sopir angkot yang bertemu wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Balai Kota. Para sopir angkot dijanjikan bakal digaji berdasarkan UMP dan kerja delapan jam sehari.

Namun, kata Naufal, rencana itu belakangan dianggap merugikan setelah para pengusaha dan sopir angkot mengetahui sistem OK-Otrip memiliki target perjalanan 190 km per hari. Ini dianggap mustahil sebab rata-rata angkot di Tanah Abang memiliki rute pendek.

Naufal memperhitungkan, dalam satu hari, jarak tempuh angkot M-08 yang ia bawa hanya mencapai antara 10 sampai 11 kilometer. "Paling cuma pulang-pergi, bolak-balik delapan kali istilahnya. Jauh banget, kalau 190 kilometer daerah lain bisa, di sini boro-boro," ungkapnya.

Selain itu, pemilik angkot juga bisa merugi karena tarif yang ditawarkan Pemprov per kilometernya hanya Rp 3.459. Jika biasanya mereka mendapatkan setoran Rp150 ribu perhari dari tiap sopir angkot, dalam OK-OTrip setoran yang mereka terima per bulan bisa lebih kecil.

"Belum buat servis mesin segala macam. Makanya kalau enggak didemo, rugi kita," ujar Naufal.

Ia juga berharap aksi kali ini bisa mengubah kesepakatan yang telah diambil oleh para perwakilan sopir angkot di Balai Kota, 2 Februari 2018, lalu. Menurut Naufal, hal yang seharusnya dilakukan Pemprov DKI adalah membuka kembali akses Jalan jati Baru Raya selama sehari penuh.

Sebab, jumlah penumpang dari jalan tersebut justru melonjak sekitar pukul 06.00-11.00 pagi. Sementara, saat ini, para angkot hanya boleh melintas di satu ruas Jalan Jati Baru setelah pukul 15.00 WIB. "Kalau bisa ya dibuka lagi. Balikin lagi kayak dulu," imbuhnya.

Baca juga artikel terkait PENATAAN TANAH ABANG atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yuliana Ratnasari