tirto.id - Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN) nonaktif, Sofyan Basir tidak mau berkomentar soal evaluasi dan tindakan yang sebaiknya dilakukan oleh Direksi PT PLN (Persero) terkait pemadaman listrik massal.
Menurut dia, tidak baik apabila ia harus mengajari Direksi PLN.
"Wah, kalau itu nggak tahu, masa diajarin gitu. Jangan," tegas Sofyan Basir di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jakarta, Senin (5/8/2019).
Sofyan juga tidak bisa memberi masukan untuk solusi. Menurutnya, dia tak mengetahui apapun soal kejadian kali ini. Di rutan, dia memang sempat mengalami mati lampu, tapi ada generator listrik yang membantu.
Terkait dengan ganti rugi, Sofyan juga tidak mau memberikan penilaian. Menurut dia, hal itu adalah kewenangan direksi sekarang.
"Wah enggak tahu. Saya sudah bukan di PLN lagi. Enggak lah, biar lah serahkan pada direksi," tegasnya.
Dia hanya mendoakan agar direksi bisa menyelesaikan masalah kali ini dalam waktu singkat sebab pemadaman listrik massal ini menyangkut hajat hidup masyarakat banyak.
"Mari diselesaikan dengan cepat untuk kepentingan masyarakat banyak. Itu saja," katanya lagi.
Sebelumnya, aliran listrik padam secara massal di Jabodetabek, sejumlah kawasan Jawa Barat dan Banten pada hari ini. Listrik mati di Jabodetabek dan sejumlah kawasan lainnya sejak Minggu siang.
PT PLN (Persero) pun memaparkan penyebab dan kronologi pemadaman listrik di daerah-daerah itu pada Minggu (4/8/2019) sore.
Plt Dirut PLN Sripeni Inten menjelaskan pemadaman itu terjadi mulai pukul 11.45 WIB. Mulanya, ada beberapa kali gangguan pada transmisi Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET) 500 kV di Ungaran dan Pemalang.
"Pada saluran udara Ungaran-Pemalang terjadi gangguan pada sirkuit 1, kemudian disusul gangguan sirkuit kedua," ujar Sripeni dalam konferensi pers di P2B Gandul, Cinere, Depok, Minggu (4/8/2019).
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Maya Saputri