Menuju konten utama

Soal Nelayan Dikirim ke Natuna, Bakamla Akui: Ombak Membahayakan

Selain tinggi gelombang ombak, nelayan diminta memeriksa kondisi kapal sebelum berangkat ke perairan Natuna.

Soal Nelayan Dikirim ke Natuna, Bakamla Akui: Ombak Membahayakan
Sejunlah prajurit TNI saat mengikuti upacara Operasi Siaga Tempur Laut Natuna 2020 di Pelabuhan Pangkalan TNI AL Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Jumat (3/1/2020). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/pd.

tirto.id - Badan Keamanan Laut (Bakamla) merespons terkait 120 nelayan Pantura Pulau Jawa yang akan dikirim ke Lautan Natuna, Kepulauan Riau. Kepala Bakamla Laksamana Madya TNI Achmad Taufiqoerrochman mengingatkan, kondisi cuaca yang memengaruhi ketinggian ombak yang bisa sangat membahayakan.

"Hanya yang jadi masalah adalah musim sekarang musim ombaknya besar. Apakah nelayan kita mampu? Itu yang nanti kita lihat. Jadi, kita akan lebih mengedepankan keselamatan," kata Taufiqoerrochman di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (2/1/2020).

Rencana mobilisasi nelayan tersebut berkaitan dengan ketegangan antara Indonesia dengan Cina. Hal itu terkait pelanggaran oleh kapal ikan asing dan kapal Penjaga Pantai (Coast Guard) Cina yang melintas di wilayah kedaulatan Indonesia.

Meski begitu, Taufiqoerrochman meyakinkan akan melindungi keamanan para nelayan yang akan melaut di perairan Natuna tersebut. Pernyataan tersebut, ia disampaikannya usai mengikuti Rapat Koordinasi Khusus (Rakorsus) tentang Tugas Pokok Fungsi dan Kewenangan Penanganan Pengamanan Laut di Kantor Kemenko Polhukam.

"Kami akan hadir di situ. Jadi, mereka beroperasi di sekitar saya," tuturnya.

Selain itu, kata dia, kondisi kapal ikan juga harus dicek dan dipastikan laik digunakan. Sebab selama ini banyak yang sudah lama tidak dioperasikan.

"Walau pun bagaimana, saya tahu bahwa kapal ikan itu sudah lama nggak beroperasi. Ini kan dicek dulu, sistem keselamatan, dan sebagainya," ujarnya.

Beberapa nelayan yang akan turut melaut ke perairan Natuna, seperti misalnya nelayan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Mereka menyatakan kesediaannya mencari ikan hingga ke perairan Natuna. Tujuannya sekaligus untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dengan catatan mendapatkan jaminan keamanan selama melaut.

"Kami berharap saat berangkat ke Pulau Natuna hingga pulangnya mendapatkan pengawalan. Termasuk saat mencari ikan juga mendapatkan jaminan keamanan menyusul situasinya yang sedang memanas," kata Ketua Asosiasi Nelayan Dampo Awang Bangkit Suyoto.

Demikian pula, Aliansi Nelayan Indonesia (Anni) yang menyatakan kesiapannya mengerahkan sekitar 500 kapal besar nelayan untuk mencari ikan, sekaligus ikut membantu TNI dalam pengamanan perairan Natuna.

"Ada hampir 500 kapal nelayan berukuran besar, di atas 100 GT yang siap masuk ke Natuna melakukan penangkapan ikan sekaligus menjadi mata-mata negara dalam rangka mengamankan batas teritorial NKRI," kata Ketua Umum Anni, Riyono.

Baca juga artikel terkait NATUNA atau tulisan lainnya

tirto.id - Politik
Reporter: Antara
Editor: Dieqy Hasbi Widhana