Menuju konten utama

Soal Merger 3 Maskapai, Erick Thohir: Garuda Tetap Premium

Erick Thohir mengungkapkan rencana penggabungan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Citilink Indonesia (Persero), dan PT Pelita Air Service. 

Soal Merger 3 Maskapai, Erick Thohir: Garuda Tetap Premium
Maskapai Garuda Indonesia bersiap mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. (ANTARAFOTO/PUSPA PERWITASARI)

tirto.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengungkapkan rencana penggabungan atau merger PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Citilink Indonesia (Persero), dan PT Pelita Air Service (PAS).

Dalam pelaksanaanya, Garuda nantinya tetap akan berdiri sendiri sementara dua maskapai lainnya akan dilebur.

"Garuda tetap di premium, lalu Citilink sama Pelita merger, tapi kita lihat pembukuannya seperti apa, kalau bisa tahun ini, tahun ini, kalau tidak awal tahun depan," kata Erick Thohir, kepada wartawan, dikutip Jumat (1/9/2023).

Erick menjelaskan salah satu keinginannya untuk melakukan merger lantaran jumlah maskapai dimiliki Indonesia tergolong sedikit. Ini berbeda jauh dengan dimiliki Amerika Serikat yang mencapai 7.200 pesawat.

"Anggap kita 10 persen 720 [pesawat], hari ini 550, artinya kita menggabungkan Pelita, Citilink, dan Garuda aja basis 140-an, dulu garuda 170, berarti masih kurang. Jadi kita harus sinergi lah," katanya.

Saat ini, Pelita Air memiliki 12 pesawat secara keseluruhan dan akan ditambah menjadi 20 unit. Sementara itu, Garuda memiliki total 60 pesawat dan Citilink memiliki 50 pesawat.

Dengan begitu, total dari ketiga maskapai ini ketika digabungkan hanya berjumlah 140-an pesawat. Jumlah itu masih di bawah jumlah total pesawat dibandingkan dengan jumlah pesawat sebelum pandemi yakni sebanyak 170 pesawat.

Tidak menutup kemungkinan lanjut Erick, dengan banyaknya maskapai dari aksi rencana merger harga tiket nantinya bakal disesuaikan atau turun.

"Kalau jumlah pesawatnya nambah kompetisinya terbuka ya tiketnya menurun. Hari inikan terjadi, kita hanya bisa kontrol 35 persen, 65 persen swasta," ujarnya.

Terkait dengan rencana ini, Garuda Indonesia menyampaikan bahwa hingga saat ini proses diskusi terkait langkah penjajakan aksi korporasi tersebut masih terus berlangsung intensif.

Oleh karenanya, Garuda Indonesia Group tentunya akan mendukung dan memandang positif upaya wacana merger tersebut yang tentunya akan dilandasi dengan kajian outlook bisnis yang prudent.

"Mengenai rencana pengembangan sendiri masih dalam tahap awal di mana kami tengah mengeksplorasi secara mendalam atas berbagai peluang sinergi bisnis yang dapat dihadirkan untuk bersama-sama dapat mengoptimalkan aspek profitabilitas kinerja yang sekaligus memperkuat ekosistem bisnis industri transportasi udara di Indonesia guna membawa manfaat berkelanjutan bagi masyarakat," tulis Manajemen Garuda seperti dikutip Tirto.

Lebih lanjut, hal tersebut turut menjadi sinyal positif bagi upaya penguatan fundamental kinerja perusahaan khususnya pasca restrukturisasi yang terus dioptimalkan melalui berbagai langkah akseleratif transformasi kinerja bersama pelaku industri aviasi Indonesia.

"Oleh karenanya, mengenai mengenai proyeksi dari proses merger ini tentunya akan terus kami sampaikan secara berkelanjutan sekiranya terdapat tindak lanjut penjajakan yang lebih spesifik atas realisasi rencana strategis tersebut," tutupnya.

Baca juga artikel terkait MENTERI BUMN ERICK THOHIR atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Bisnis
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Reja Hidayat