tirto.id - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan sekitar 2.030 pekerja di hulu migas telah terkonfirmasi positif COVID-19. Data itu merupakan akumulasi kasus mulai 1 April 2020 sampai 28 September 2020.
“Sejak April 2020 ada penambahan signifikan di waktu terkait. Kami mencoba mitigasi. Kumulatif yang positif adalah 2.030 orang, 1.283 sembuh,” ucap Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (30/9/2020).
Dwi mencatat hingga 28 September 2020 lalu, masih ada 738 pekerja hulu migas yang harus dirawat. Sayangnya sekitar 9 pekerja sudah meninggal selama April-September 2020 karena terpapar COVID-19.
Jika dirinci, kasus terbanyak disumbang oleh Pertamina Hulu Mahakam (PHM) dengan kisaran 300 kasus. Kasus tertinggi kedua disumbang oleh British Petroleum (BP) Berau Ltd dengan kisaran 250-an kasus, ketiga terbanyak berasal dari wilayah kerja yang dikelola Pertamina EP.
“Positif banyak di PHM. Tapi angka sembuh positif juga tinggi,” ucap Dwi.
Meski ada ribuan pekerja terkonfirmasi positif COVID-19, Dwi memastikan telah ada upaya untuk mencegah penambahan kasus lebih lanjut. Ia menjelaskan total jam kerja pekerja di sektor hulu sudah turun signifikan pada 2020.
Pada 2019, jam kerja sempat menyentuh angka 364. Lalu pada 2020 jam kerja hanya mencapai 222 saja.
Sejalan dengan itu, angka kecelakaan kerja juga akan dijaga. Per 25 September 2020, rasio kecelakaan kerja mencapai 0,59. Masih di bawah dari standar Key Performance Indicator (KPI) di bawah 1,0.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri