Menuju konten utama

Skate Park Kalijodo dan Strategi Kampanye Ahok

Setelah dipoles menjadi ruang terbuka hijau, Kalijodo kini mencuri perhatian para pegiat permainan skateboard. Kehadirannya pun menambah semarak keberadaan skatepark di Jakarta. Beruntunglah bagi Ahok. Dia bisa menjadikan skatepark ini sebagai bahan untuk kampanye.

Skate Park Kalijodo dan Strategi Kampanye Ahok
Pemain 'skateboard' bermain di area 'skatepark' di Ruang Terbuka Hijau Kalijodo, Jakarta, Rabu (18/1). Kawasan Kalijodo saat ini menjadi tempat favorit para warga untuk melakukan aktivitas sore hari dan berolahraga. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/ama/17

tirto.id - Sejak dilakukan penggusuran pada Februari 2016 lalu, kawasan Kalijodo yang tadinya merupakan area prostitusi kini berubah fungsi menjadi ruang terbuka hijau (RTH) dan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA). Sebuah arena bermain skateboard pun dapat ditemukan di sana. Tak hanya itu, skatepark tersebut dikatakan juga berstandar internasional.

Untuk mewujudkan Kalijodo sebagai tempat berolahraga yang ideal, Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, telah melakukan pertemuan dengan para anggota komunitas skateboard sejak Oktober lalu.

“Saya dorong mereka untuk bikin event internasional, semacam pertandingan di situ. Kan di situ akan dibangun [arena skateboard] berstandar internasional. Mesti ada teknik terampil juga. Mesti rendah untuk yang pemula, sampai yang berisiko tinggi,” ujar Ahok pada Oktober 2016 lalu di Balai Kota DKI Jakarta.

Seperti telah ditargetkan sebelumnya, pembangunan kawasan Kalijodo telah selesai sejak Desember lalu. Kini, selain terdapat skatepark, di atas lahan seluas 1,4 hektar itu juga berdiri sejumlah fasilitas lain, seperti taman, monumen, lintasan lari, lintasan sepeda, amphitheater, lapangan futsal, dan outdoor fitness.

Di masa kampanye, Kalijodo sendiri menjadi hasil kerja yang ditawarkan Ahok untuk bisa meraih suara para pemilih muda. Di samping dirinya juga tetap mengandalkan media sosial untuk menjalin kedekatan dengan swing voters tersebut.

“Contoh buat pemilih pemula, kami nggak perlu banyak omong. Kamu lihat Kalijodo malam hari sekarang, sama 10 bulan lalu seperti apa. Mereka bisa nikmatin secara gratis buat sepeda BMX sama skateboard,” ujar Ahok pada Desember (22/12) lalu di Rumah Lembang, Jakarta.

Tidak hanya itu, pada pertengahan Desember 2016 lalu, Ahok sempat terlihat mengunjungi kawasan Kalijodo bersama kedua anaknya. Kala itu Ahok mengaku puas dengan perubahan fungsi Kalijodo. Mereka pun lantas menjajal fasilitas yang ada di sana, yakni dengan menaiki sepeda gunung melintasi trek sepeda yang terletak tak jauh dari skatepark.

“Saya datang ke sini tidak untuk kampanye. Saya tidak pakai seragam (kotak-kotak) kan? Saya ke sini untuk ajak anak main,” kata Ahok saat itu.

Sebagai kawasan yang dianggap salah satu bukti kesuksesan pemerintahan Ahok dengan Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat, Kalijodo tercatat pernah menjadi tempat dilangsungkannya kumpul para relawan Ahok-Djarot pada 14 Januari lalu.

Para relawan yang memenuhi hampir seluruh kawasan tersebut melakukan sejumlah kegiatan, seperti doa bersama, serta sejumlah hiburan penampilan artis, flashmob, hingga mannequin challenge.

Arena bermain skateboard di Kalijodo sendiri rupanya memang sudah ditunggu-tunggu oleh komunitas olahraga tersebut. Sebelum skatepark Kalijodo diresmikan, meskipun jumlahnya tidak banyak, namun skatepark di Jakarta sudah mulai bermunculan. Beberapa di antaranya adalah Green Skatepark yang terletak di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur dan Eleven Trees di Jakarta Selatan.

Bisa dibilang, pionir arena bermain skateboard di Jakarta adalah Green Skatepark. Berdiri sejak 2009 lalu, Green Skatepark merupakan tempat yang selama ini dinilai mampu mengakomodasi para pemain skateboard profesional. “Pada awalnya, tempat ini diperuntukkan buat street skater yang sebelumnya ada di berbagai titik. Biar bisa pada ngumpul. Tapi semakin ke sini, semakin banyak juga yang mulai belajar skateboard di tempat ini,” ujar Didit, pengurus sekaligus penjaga toko di Green Skatepark, dalam sebuah wawancara bulan lalu.

Masih dalam kesempatan yang sama, Didit turut mengungkapkan bahwa popularitas Green Skatepark di kalangan para pemain profesional bisa dikalahkan oleh skatepark Kalijodo. “Sebenarnya yang bantu mengidekan konsep di Kalijodo juga orang-orang yang dulunya mengidekan bikin tempat ini. Kalau sudah jadi, memang Kalijodo bakal bagus tuh, standarnya internasional,” kata Didit lagi.

Sementara itu, hal yang berbeda dapat ditemukan di Eleven Trees. Restoran yang memiliki sejumlah sarana berolahraga di halaman belakangnya ini berdiri sejak Oktober 2015. Apabila Green Skatepark lebih banyak digunakan para pemain profesional, sekaligus tempat belajar bermain skateboard, Eleven Trees terlihat lebih santai meskipun tempat ini juga kerap didatangi komunitas skateboard.

“Kalau di hari kerja, biasanya baru ramai di sore hari. Karena mereka yang main adalah anak-anak yang baru pulang sekolah. Sementara di akhir pekan, yang main adalah komunitas-komunitas skateboard di sore hari, meskipun kadang pagi pun ramai,” jelas Marketing Communication Eleven Trees, Rivan, pada sebuah wawancara bulan lalu.

Mulai bermunculannya sejumlah arena bermain skateboard di berbagai penjuru Jakarta, rupanya bisa menjadi pilihan bagi warga. Karena seperti dikatakan, baik oleh Rivan maupun Didit, para penggiat skateboard gemar mengeksplorasi arena baru. Lagipula jarak antara Green Skatepark di TMII dan Eleven Trees di daerah Cilandak, Jakarta Selatan misalnya, tidak bisa dibilang dekat juga. “Kalau di Jakarta Selatan sendiri memang tidak banyak skatepark. Ada sih di Kemang juga, tapi kalau di sekitaran sini (Cilandak) baru di Eleven Trees saja,” ungkap Rivan.

Baca juga artikel terkait AHOK-DJAROT atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Politik
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Aqwam Fiazmi Hanifan