Menuju konten utama

Sistem VAR Baru Premier League Pakai iPhone, Bakal Lebih Akurat?

Pada musim 2024/25, Premier League akan mulai menggunakan teknologi VAR bernama Dragon yang dibuat Genius Sports.

Sistem VAR Baru Premier League Pakai iPhone, Bakal Lebih Akurat?
Ruang VAR (Video Assistant Referee) selama Lokakarya IFAB pada uji coba VAR di Red Bulls Arena. Foto/USA Today/Andy Marlin

tirto.id - Seruan untuk menghapuskan Video Assistant Referee (VAR) memang terdengar nyaring di berbagai arah, mulai dari analisis pakar di televisi sampai cuitan suporter yang kesal di pelantar X. Namun, klub-klub Premier League sendiri sebenarnya tidak mau teknologi ini dihapuskan. Buktinya, seturut pemberitaan BBC, pada sebuah pemungutan suara yang digelar Juni silam, hanya Wolverhampton Wanderers (Wolves) yang setuju VAR tidak dipakai lagi.

Faktanya, VAR memang belum sempurna. Per catatan BBC, ada 31 kesalahan penggunaan VAR di sepanjang gelaran Premier League edisi 2023/24. Berbagai kesalahan itu pun menguntungkan beberapa klub sekaligus merugikan sejumlah klub lain. Wolves sendiri memang termasuk yang dirugikan karena, apabila VAR digunakan secara sempurna, mereka semestinya bisa mendapatkan dua poin lebih banyak.

Kendati demikian, harus diakui bahwa ada (sedikit) perbaikan dalam penggunaan VAR pada musim 2023/24 dibandingkan musim 2022/23. Masih dari catatan BBC, pada musim 2022/23, jumlah kesalahan dalam penggunaan VAR mencapai 35. Artinya, jumlah kesalahan pada musim lalu jelas lebih sedikit dibandingkan pada musim 2022/23.

Selain itu, penggunaan VAR juga terbukti meningkatkan akurasi putusan wasit, dari 82 persen sebelum VAR diperkenalkan menjadi 96 persen.

Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa VAR secara umum sebenarnya telah membuat kompetisi Premier League menjadi lebih adil. Meski begitu, pembenahan tetap dilakukan oleh operator kompetisi. Upaya pertama adalah dengan meluncurkan sebuah akun media sosial bernama @PLMatchCentre yang tujuan utamanya adalah meningkatkan akuntabilitas.

Awalnya, ada sebuah wacana untuk turut menyiarkan apa yang dibicarakan para wasit VAR di ruang kontrol. Namun, badan pembuat regulasi sepak bola, IFAB, menggagalkan wacana tersebut. IFAB, dikutip dari BBC, berpendapat bahwa menyiarkan perbincangan tersebut akan membuat situasi menjadi "terlalu kaotik". Jalan tengah pun diambil dengan menjelaskan keputusan melalui media sosial.

Peluncuran akun @PLMatchCentre bukan satu-satunya cara yang ditempuh Premier League untuk meningkatkan kualitas dan kepercayaan pada VAR. Sebab, mereka pun telah memilih untuk mengganti semua teknologi yang digunakan pada musim-musim sebelumnya dengan seperangkat teknologi baru yang disebut Dragon.

Lebih Akurat dengan iPhone

Dragon dioperasikan oleh sebuah perusahaan teknologi olahraga bernama Genius Sports melalui anak perusahaannya, Second Spectrum. Sebelumnya, mereka sudah berpengalaman melakukan pemindaian optik untuk kompetisi bola basket NBA dan, mulai musim 2024/25, Premier League pun akan menggunakan jasa perusahaan tersebut.

Berdasarkan laporan Wired, satu hal paling menarik dari Dragon adalah bagaimana mereka memanfaatkan kamera iPhone untuk memindai semua pergerakan yang ada di lapangan. Total, bakal ada 28 iPhone edisi 14 ke atas yang akan dipakai di tiap stadion. Namun, ada beberapa stadion yang membutuhkan lebih banyak kamera, kata Genius Sports.

iPhone-iPhone itu ditempatkan dalam kotak tahan air yang dilengkapi dengan kipas pendingin dan akan selalu terhubung dengan sumber energi. Ponsel-ponsel itu kemudian ditempatkan sedemikian rupa di berbagai penjuru lapangan untuk merekam video dari berbagai sudut. Menurut Genius Sports, iPhone-iPhone ini bisa melacak 7.000 hingga 10.000 titik pada setiap pemain sepanjang waktu.

Titik yang dimaksud pun begitu detail. Mulai dari massa otot, perbedaan bentuk tengkorak, bahkan cara berjalan dan berlari seorang pemain bisa dipindai secara akurat. Pada sistem sebelumnya, untuk setiap pemain, sistem hanya bisa melacak 30 sampai 60 titik data untuk diolah. Dari sini saja, sudah bisa dibayangkan betapa akuratnya sistem VAR yang baru ini.

Selain itu, yang tak kalah penting adalah soal frame rate. Tiap-tiap kamera iPhone yang dipasang di stadion itu bisa merekam video hingga 200 frame per detik. Sebagai perbandingan, tayangan pertandingan saja frame rate-nya hanya di antara 50 sampai 60. Ini sangat berguna terutama untuk menentukan apakah seorang pemain sudah berada di posisi offside atau belum.

Mike D'Auria, Wakil Presiden Genius Sports, menjelaskan bahwa dalam sistem VAR sebelumnya, momen ketika kaki seorang pemain menyentuh bola sering kali gagal ditangkap secara presisi.

"Momen ketika bola ditendang itu biasanya ada di antara dua frame video. Frame pertama biasanya menunjukkan ketika kaki hendak menendang bola, lalu frame berikutnya bola sudah meluncur dari kaki."

Menentukan kapan persisnya bola ditendang ini sangat penting karena aturan offside sangatlah bergantung pada momen tersebut. Ditambah dengan kemampuan Dragon memindai pemain sampai pada lekuk terkecilnya, bisa dijamin pengambilan keputusan bakal jauh lebih akurat.

Terlebih lagi, Dragon sendiri sudah dilengkapi dengan sebuah kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) yang bisa memerintahkan kamera secara otomatis untuk meningkatkan frame rate secara signifikan pada momen-momen tertentu. Kemampuan AI ini dilatih Genius Sports bertahun-tahun lamanya lewat partisipasi mereka di NBA.

Akan tetapi, yang harus diingat adalah AI tidak akan menjadi pembuat keputusan. Di sini, AI hanya akan menjadi alat bantu untuk memudahkan kinerja para pengadil. Keputusan final nantinya tetap ada di tangan wasit. Maka penggunaan teknologi yang jauh lebih canggih ini sebenarnya juga merupakan ujian besar bagi wasit. Kualitas mereka benar-benar dipertaruhkan di sini.

Bagi Genius Sports sendiri, pertaruhannya tak kalah besar karena setelah ini, mereka berniat untuk melakukan berbagai ekspansi, termasuk dengan masuk ke ranah American football. Jika memang terbukti mampu menekan angka kesalahan dalam penggunaan VAR, mungkin kita akan melihat sistem Dragon milik Genius Sports ini digunakan lebih ekstensif. Tak hanya untuk membantu perwasitan, tapi juga bidang lain termasuk pengembangan realitas virtual sampai pembuatan video game.

Baca juga artikel terkait VAR atau tulisan lainnya dari Yoga Cholandha

tirto.id - Byte
Kontributor: Yoga Cholandha
Penulis: Yoga Cholandha
Editor: Fadrik Aziz Firdausi