tirto.id - Sinetron asal India, Yeh Teri Galiyan episode 99 tayang di stasiun televisi ANTV pada Selasa (9/6/2020) pukul 12.45 WIB. Sinetron ini tayang hari Senin-Minggu di jam yang sama. Penayangan sinetron ini bisa berubah sewaktu-waktu.
Episode sebelumnya menceritakan tentang pembacaan keputusan pengadilan. Asmita, Nandini, Ridoy, dan Shantanu kembali berkumpul di ruang pengadilan. Namun, saat hakim hendak membacakan keputusannya, pengacara Nandini bernama Bashi menyela. Dia ingin memberikan beberapa bukti tambahan untuk memperkuat kedudukan kliennya.
Bashi meminta Asmita menjadi saksi. Dia bertanya terkait hubungan Asmita dengan Ridoy. Asmita mengatakan bahwa Ridoy adalah mantan suaminya. Kemudian Bashi bertanya apakah Asmita sebagai polisi pernah menangkap Shantanu. Asmita mengiyakan dan mengatakan bahwa dia dahulu menuduh Shantanu sebagai pembunuh Ridoy.
Setelah itu, Bashi meminta Ridoy menjadi saksi. Dia bertanya pada Ridoy apakah Shantanu pernah mendorongnya ke tebing. Ridoy mengiyakan pernyataan Bashi. Namun, Ridoy mengatakan bahwa Shantanu sebagai kakaknya tidak sengaja mendorong dirinya.
Setelah Bashi bertanya lebih lanjut, Ridoy mengiyakan apabila pertengkaran Shantanu dan dirinya waktu itu perkara memperebutkan Asmita. Bashi membuat asumsi bahwa Shantanu orang yang suka melenyapkan orang yang menghalangi cintanya pada Asmita.
Bashi beranggapan bahwa hal itu juga tang terjadi pada Subankar. Shantanu menganggap bahwa Subankar adalah penghalang Shantanu dalam mencintai dan mendapatkan Asmita. Saksi berikutnya yaitu supir Subankar. Dia juga memberikan kesaksian yang menyudutkan Shantanu. Keadaan semakin tidak menguntungkan bagi Asmita dan Shantanu.
Setelah mendengar beberapa saksi, hakim akan memutuskan apakah Shantanu bersalah atau tidak terkait tuduhan pembunuhan Subankar. Keputusan akan dibacakan setelah istirahat makan siang. Asmita kini sangat panik.
Ridoy datang dan mengatakan bahwa dia telah menyusup ke kantor pengacara Bashi. Dia menemukan flashdisc yang menurutnya berisi data penting. Ridoy belum sempat membukanya. Flashdisc itu kemudian Asmita gunakan di pengadilan.
Semua orang kaget saat melihat isi flashdisc berupa video. Dalam video itu, terlihat bahwa Asmita yang sepertinya membunuh Subankar. Atas hal itu, kini Asmita terseret dalam kasus. Dia mengakui bahwa dirinya yang membunuh Subankar.
Sinopsis Yeh Teri Galiyan Episode 99
Pada cerita kali ini, hakim menyatakan bahwa Asmita bersalah atas pembunuhan Subankar. Dengan Asmita sebagai pelaku, maka Shantanu bebas dari segala tuduhan. Shantanu berontak. Dia tidak mau apabila Asmita harus berada di penjara. Shantanu memegang tangan Asmita saat polisi akan mengurungnya.
Polisi harus memukul Shantanu agar dia lepas dari Asmita. Shantanu tidak sadarkan diri. Asmita masuk penjara.
Nandini kini bebas dari penjara atas jaminan. Dia mengatakan pada Asmita akan kembali menggoda Shantanu. Nandini akan membuat Asmita busuk di penjara.
Sesampainya di rumah, Nandini mendapat todongan pistol dari Shantanu. Terlihat bahwa Shantanu masih sangat emosi. Dia memaksa Nandini untuk mengaku bahwa dia pelaku pembunuhan Subankar sesungguhnya.
Nandini hanya berkata dia akan mengatakan hal yang Shantanu inginkan, namun tidak membalikkan keadaan bahwa Asmita lah pelaku sesungguhnya. Shantanu semakin kesal dan melemparkan pistolnya.
Beralih ke penjara, Asmita kala itu sedang membayangkan masa lalunya dengan Shantanu. Dia merasa sedih. Tidak lama setelah itu, ada serangkaian petasan yang menyerang kantor polisi. Semua orang panik dan kabut asap tercipta.
Dari balik kabut itu datang orang dengan menggunakan masker. Dia membuka penjara Asmita dan membiusnya. Orang tersebut membawa Asmita keluar dari penjara.
Yeh Teri Galiyan berada dalam arahan sutradara Rajeev Raj dan Rajesh Babbar. Sementara penulis naskah sinetron ini yaitu Palki Malhotra, Anjali Tapasya, Vikash Tiwari, dan Manpreet Singh Arshi.
Adapun para pemian di antaranya Vrushika Mehta sebagai Asmita, Lavin Gothi sebagai Ridoy, dan Avinash Mishra sebagai Shantanu. Pemain lain yaitu Upen Chauhan, Rajvir Chauhan, Ankita Dubey, Kinjal Pandya, Renee Dhyani, dan Manish Goplani.
Penulis: Sirojul Khafid
Editor: Alexander Haryanto