Menuju konten utama

Sinopsis Habis Gelap Terbitlah Terang Buku RA Kartini, Apa Isinya?

Apa isi Habis Gelap Terbitlah Terang buku berisi surat RA Kartini?

Sinopsis Habis Gelap Terbitlah Terang Buku RA Kartini, Apa Isinya?
Ilustrasi RA Kartini. tirto.id/Fuad

tirto.id - Habis Gelap Terbitlah Terang adalah buku kumpulan surat-surat RA Kartini. Menurut Good Reads, buku ini menceritakan perjalanan hidup seorang RA Kartini, dan surat-suratnya.

Isi dari surat-surat itu adalah tentang cita-citanya untuk memajukan kaum wanita, harapan-harapanya dan perjalanan hidupnya.

Surat-surat ini dikirim Kartini kepada para sahabat penanya di Belanda. Setelah RA Kartini wafat , surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Mr. J. H. Abendanon.

Surat tersebut menjadi bukti betapa besarnya keinginan Kartini untuk melepaskan wanita-wanita dari diskriminasi yang sudah membudaya.

Sinopsis Habis Gelap Terbitlah Terang

Menurut laman Perpusnas, Kartini ingin, sebagai seorang wanita, ia dan kaumnya juga sama diperlakukan seperti saudara atau teman-temannya yang pria.

Kartini harus dihadapkan dengan masalah adat kebudayaan daerah setempat, yakni seorang wanita tidak bisa menentukan dan mewujudkan kehendak sendiri, harus mengikuti apa kata orang tua.

Ini membuat iri Kartini, kenapa seorang perempuan harus dihalang-halangi untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi sedangkan laki-laki tidak.

Kartini ingin mendapatkan pendidikan yang tinggi, layaknya kakak keduanya, RMP Sasrokartono, yang pendidikannya cemerlang di TU Delft Belanda dan menguasai 26 bahasa.

Kartini yang mengidolakan kakaknya, dan ingin sekolah ke Belanda, akan tetapi terhalang, lantas membuat Kartini mengkritik dengan berkorespondensi dengan orang-orang Belanda.

Beberapa orang yang berkirim surat dengan Kartini adalah Estella H. Zeehandelaar, J.H. Abendanon dan isterinya (Rosa Abendanon), serta Prof. Anton.

"Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak wanita, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak wanita itu menjadi saingan laki-laki dalam hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya yang diserahkan alam (sunatullah) sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama.” (Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902).

"Pergilah, laksanakan cita-citamu. Kerjalah untuk hari depan. Kerjalah untuk kebahagiaan beribu-ribu orang yang tertindas di bawah hukum yang tidak adil dan paham-paham palsu tentang mana yang baik dan mana yang buruk. Pergi… Pergilah! Berjuanglah dan menderitalah, tetapi bekerjalah untuk kepentingan yang abadi.” (Surat Kartini untuk Ny. Van Kol, 21 Juli 1902).

Dua pucuk surat itu merupakan sebagian kecil surat Kartini yang terangkum dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang atau Door Duisternis Tot Licht dalam bahasa Belanda.

Buku ini menginspirasi kemajuan wanita-wanita Indonesia sepanjang masa, dari generasi ke generasi yang ternyata isinya masih sangat relevan.

Baca juga artikel terkait HARI KARTINI atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Addi M Idhom