tirto.id - Sinopsis film Tumbal Hitam: Darah Anak Melik menceritakan tentang pasutri yang ingin mengubah takdir dari miskin menjadi kaya raya melalui jalan pintas: mencari pesugihan dengan tumbal darah anak Melik.
Film horor Tumbal Hitam: Darah Anak Melik besutan sutradara Mimi Jegon ceritanya terinspirasi dari legenda lokal Bali mengenai anak yang terlahir istimewa berjuluk Melik. Film ini telah tayang di bioskop pada Agustus 2022 lalu.
Mengutip laman Lembaga Sensor Film (LSF), anak Melik memiliki kemampuan layaknya anak indigo tapi berumur pendek. Dirinya dapat berkomunikasi dengan roh halus. Selain itu, anak Melik dapat bertemu barong dan rangda dalam mimpinya.
Dalam film ini, anak Melik dijadikan tumbal oleh sepasang suami istri yang ingin kaya raya. Saat mereka sudah berlimpah kekayaannya dan hamil, justru anaknya yang lahir berstatus Melik. Akhirnya, pasutri tersebut mencari anak lain yang melik untuk dijadikan pengganti tumbal anaknya.
Mimi Jegon turut menyusun naskah skenario film Tumbal Hitam: Darah Anak Melik. Mengutip IMDb, para aktor dan aktris pendukungnya antara lain Astrid Ular, Dodok Tatik, Galuh Bien, Abee Bharata, dan Rino Mangunsaputro. Alur ceritanya dapat disajikan dalam tayangan berdurasi 1 jam 29 menit.
Sinopsis Film Tumbal Hitam: Darah Anak Melik
Sinopsis film Tumbal Hitam: Darah Anak Melik bercerita tentang pasangan suami istri dengan hidup yang memprihatinkan. Mereka berada dalam kemiskinan sehingga sulit untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Kesusahan itu membuat mereka memutuskan untuk mencari jalan pintas menjadi kaya dengan perantaraan makhluk gaib.
Keduanya lantas bersepakat dengan makhluk gaib. Mereka dijanjikan kekayaan melimpah dalam hidupnya. Sebagai tumbalnya, keduanya wajib menyediakan anak Melik setiap 10 tahun sekali.
Dalam adat Bali, anak yang terlahir Melik merupakan anugerah dari Ida Sang Hyang Widhi. Anak seperti ini memiliki rerajahan sejak lahir yang diyakini bisa menimbulkan kematian. Dirinya sangat disukai semua golongan roh halus, termasuk roh bersifat negatif (butha) dan dewa-dewi.
Setelah kesepakatan itu, pasangan tersebut mengalami perubahan besar dalam hidupnya. Kekayaan melimpah datang silih berganti. Kehidupannya penuh dengan kesenangannya.
Sampai akhirnya, pasutri ini dikaruniai seorang anak. Tak disangka, anak tersebut ternyata Melik. Keduanya lantas ketakutan jika sampai anaknya menjadi tumbal.
Demi menghindari itu semua, pasutri tersebut mengumpulkan anak-anak di vila mereka. Satu per satu anak ini diperiksa apakah Melik atau tidak. Jika ada yang terindikasi Melik, akan dijadikan tumbal.
Apakah keduanya bisa mendapatkan anak Melik demi tumbal, atau justru mereka akan mendapatkan celaka?
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Ibnu Azis