tirto.id - Totto-chan: the Little Girl at The Window merupakan film animasi asal Jepang yang bakal ditayangkan di Indonesia pada 1 Mei 2024. Sebelumnya, film animasi ini telah tayang di negara asalnya pada akhir tahun lalu yakni pada 8 Desember 2023.
Film animasi ini diadaptasi dari sebuah memoar otobiografi yang ditulis oleh tokoh televisi Jepang dan UNICEF Goodwill Ambassador Tetsuko Kuroyanagi. Buku ini diterbitkan pada tahun 1981 dan menjadi buku terlaris di Jepang.
Buku dengan judul asli Madogiwa no Totto-chan telah diterjemahkan ke dalam sejumlah bahasa termasuk Arab, Burma, Korea, Cina, Belanda, Vietnam, Indonesia, Thailand, Nepal, dan masih banyak lagi. Untuk edisi bahasa Inggris diterjemahkan oleh Dorothy Britton yang terbit di Amerika pada 1984.
Sementara itu, versi filmnya dikerjakan oleh sutradara Shinnosuke Yakuwa. Naskah filmnya juga dikerjakan oleh Shinnosuke Yakuwa dengan menggandeng Yōsuke Suzuki sebagai penulis pendamping.
Film ini menghadirkan Liliana Ôno untuk mengisi suara Totto-chan dan Koji Yakusho sebagai Sôsaku Kobayashi. Selain itu terdapat pengisi suara lainnya seperti Shun Oguri, Anne Watanbe, dan Karen Takizawa.
Dilansir dari IMDb, Totto-chan: the Little Girl at the Window diproduksi oleh beberapa rumah produksi termasuku Dentsu, Kôdansha, dan NBC Universal Entertainment. Selain itu, film ini juga tercatat masuk nominasi Best Animation Film dalam ajang Award of the Japanese Academy 2024 bersaing dengan film The Boy and The Heron (2023) besutan Hayao Miyazaki.
Sinopsis Film Totto-chan: the Little Girl at the Window
Selaras dengan bukunya, film Totto-chan: the Little Girl at the Window menghadirkan kisah inspiratif tentang sebuah sekolah ideal di Tokyo selama Perang Dunia II. Di sekolah yang luar biasa ini, kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan memadukan antara kesenangan, kebebasan, dan cinta.
Dalam cuplikan film, cerita dibuka dengan memperkenalkan Totto-chan, seorang gadis berusia tujuh tahun yang penuh semangat. Selain ceria, dia juga memiliki rasa ingin tahu yang tidak terbatas mengenai lingkungan sekitarnya.
Akan tetapi, sikapnya yang penuh semangat ini ternyata menghantarkan dirinya dikeluarkan dari sekolah umum tempatnya belajar. Lantaran hal tersebut, Totto-chan memulai perjalanan baru ke sekolah Tomoe Gakuen milik Sosaku Kobayashi.
Tomoe Gakuen bukanlah sekolah biasa. Ruang kelasnya terbuat dari gerbong kereta api tua. Di bawah kepemimpinan Kobayashi anak-anak mendapatkan kebebasan untuk mengeksplorasi minat mereka tanpa batasan.
Di sekolah ini, di tengah-tengah gejolak Perang Dunia Kedua, Totto-chan mulai berkembang dan menemukan kebahagiaannya. Pertemuan dengan Pak Kobayashi membuka mata Totto-chan akan nilai-nilai sejati dan membantunya mengatasi ketakutannya.
Tidak hanya bertemu Pak Kobayashi, Totto-chan juga menjalin persahabatan dengan Yasuaki, seorang anak laki-laki yang menderita polio. Melalui persahabatan mereka, Totto-chan belajar tentang empati dan kepedulian terhadap orang lain. Sementara Yasuaki mulai menemukan keberanian dan kebahagiaan dalam keterbatasannya.
Di tengah-tengah petualangan Totto-chan, kita juga disuguhi latar belakang sejarah yang menegangkan dari perspektif seorang anak. Perang mengubah kehidupan sehari-hari Totto-chan, menghadirkannya pada realitas pahit dari perubahan sosial dan kekurangan yang terus meningkat.
Dengan gambaran yang indah dan pesan yang mendalam, Totto-chan: the Little Girl at the Window mengajak penonton untuk tertawa, menangis, dan merenung atas keajaiban kehidupan anak-anak di tengah cobaan masa perang.
Trailer Film Totto-chan: the Little Girl at the Window
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Yantina Debora