Menuju konten utama

Sinopsis Film Muhammad: The Messenger of God, Kisah Kelahiran Nabi

Sinopsis film Muhammad: The Messenger of God, film produksi sineas Iran yang rilis pada 2015 silam.

Sinopsis Film Muhammad: The Messenger of God, Kisah Kelahiran Nabi
Muhammad The Messenger of God. foto/imdb

tirto.id - Film Muhammad: The Messenger of God merupakan film produksi sineas Iran yang rilis pada 2015 silam. Film ini disutradarai oleh Majid Majidi, yang telah dikenal sebagai sutradara film Children of Heaven.

Penulis naskah film yang mencatat rekor sebagai film dengan biaya produksi terbesar di Iran yakni sekira 40 juta dolar AS tersebut selain Majid Majidi adalah Hamid Amjad dan Kambuzia Partovi.

Proses pengembangan film yang sempat ditentang dari beberapa pihak Islam garis keras tersebut dimulai sejak tahun 2007. Set untuk syuting dikerjakan tahun 2009 di sebuah kota bernama Qom yang terletak di dekat Teheran, Iran.

Lokasi pengambilan gambar tidak saja dilakukan di Qom, karena beberapa scene harus diambil di wilayah Amerika Selatan menyesuaikan dengan gambaran situasi di masa awal kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Untuk membuat setting yang paling mendekati situasi masa sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW, Majidi bekerja dengan tim sejarawan Islam dan arkeolog agar akurasinya lebih mendekati.

Film ini rencananya menjadi film pertama dari 3 sekuel film yang bakal diproduksi, mengisahkan kehidupan Nabi Muhammad SAW sejak sebelum beliau lahir.

Muhammad: Messenger of God sendiri fokus pada latar belakang sebelum Nabi Muhammad SAW lahir, yakni tentang serangan Abrahah ke Kabah yang gagal. Juga kisah kelahiran beliau hingga usia kanak-kanak.

Majidi melakukan proses pasca produksi film di Munich Jerman mulai 2013 dan selesai tahun 2014. Film ini rilis untuk kalangan jurnalis, kritikus dan sineas pada 12 Februari 2015 di Farhang, Iran.

Lalu, untuk khalayak pada Festival Film Dunia Montreal serta bioskop Iran film ini rilis pada 27 Agustus 2015.

Film dengan genre drama biografi sejarah ini memperoleh rating 7.6 dari 10 poin di laman IMDb, dan mendapat penghargaan sebagai Film Berbahasa Asing Terbaik di Academy Awards ke-88.

Sinopsis Film Muhammad: Messenger of God

Sebulan sebelum lahirnya Nabi Muhammad SAW, terjadi serangan yang dilakukan oleh Abrahah, Raja Habasya untuk menghancurkan Ka’bah yang berada di kota Mekah. Abrahah datang dengan pasukan besar yakni ribuan tentara, pasukan berkuda dan pasukan gajah.

Hal itu tentu saja tidak berjalan lancar karena Ka’bah adalah tempat yang terjaga. Ketika pasukan Abrahah telah mendekati Mekah, pasukan gajah mogok berjalan dan menolak meneruskan perintah.

Lalu datanglah ribuan burung yang membawa masing-masing batu berapi dari neraka dan tanah liat yang panas terbakar, kemudian menjatuhkan batu dan tanah liat tersebut ke pasukan Raja Abrahah.

Seketika pasukan gajah, pasukan berkuda dan tentara Abrahah hancur oleh serangan burung-burung yang membawa batu berapi tersebut (asbabun nuzul QS: Al-Fil 1-5).

Tahun dimana pasukan gajah Abrahah hancur sebelum berhasil menyerang Ka’bah itu pun dikenal sebagai Tahun Gajah, dan peristiwwa besar tersebut menjadi tanda tahun kelahiran Muhammad SAW yang kerap disebut lahir di Tahun Gajah.

Satu bulan setelahnya, lahirlah Muhammad SAW dari ibunya, Aminah. Sesuai tradisi Arab saat itu, bayi yang masih menyusui akan dicarikan ibu susu yang hidup di wilayah pedesaan agar mendapatkan udara yang masih murni dan gizi melimpah.

Muhammad SAW pun diasuh oleh Halimatus Sa’diah sekaligus menjadi ibu susuannya di dusun Badui, lokasi yang aman dari serangan kaum Yahudi.

Film ini sama sekali tidak memvisualisasikan sosok Nabi Muhammad SAW, karena hal itu sangat terlarang dalam ajaran Islam, melainkan hanya menunjukkan sedikit bagian tangan saat masih bayi, atau bayangan saja.

Majidi mengharapkan dengan film ini orang-orang yang sebelumnya sulit untuk mendapat gambaran sifat welas asih dan kasih sayang yang sebenarnya dari Muhammad SAW serta ajaran Islam, mendapatkan pencerahan.

Seperti diketahui propaganda Barat banyak menggambarkan Islam sebagai agama kejam, haus darah dan garang, padahal sejatinya tidak demikian.

Baca juga artikel terkait HIBURAN atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Film
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Yulaika Ramadhani