tirto.id - Polda Papua masih menyelidiki soal apakah ada dugaan pelanggaran prosedur dalam penanganan kericuhan simpatisan Lukas Enembe di Jayapura. Keributan itu mengakibatkan satu simpatisan tewas.
“Bidang Profesi dan Pengamanan masih dalam penyelidikan lapangan,” ucap Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ignatius Benny Adi, ketika dihubungi Tirto, Jumat, 13 Januari 2023. Polisi menangkap 19 simpatisan Enembe, ketika si Gubernur Papua itu ditangkap oleh penyidik KPK.
"Ada 19 orang yang kami amankan. 2 (orang ditangkap) depan Mako Satbrimob Polda Papua, 17 (orang) di Polres Kabupaten Jayapura,” kata Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri, dalam konferensi pers daring, Rabu, 11 Januari.
Dari 17 simpatisan, satu di antaranya tertembak dan akhirnya meninggal dunia. Sementara, 16 orang lainnya luka-luka akibat bentrok dengan petugas. Fakhiri menyatakan pihaknya akan mengusut apakah ada kesalahan prosedur sehingga menyebabkan tewasnya seseorang.
Jika terbukti menyalahi prosedur, maka si polisi akan dihukum. "Saya menyampaikan belasungkawa karena ada yang meninggal. Saya sudah memerintahkan Kabid Propam dan Direktur Kriminal Umum untuk segera mengambil langkah-langkah melakukan penyelidikan, apa yang dilakukan anggota di Sentani sudah tepat atau belum,” tutur Fakhiri.
Kronologis Penangkapan Enembe
Pukul 12.30 WIT, di salah satu rumah makan di Jalan Raya Abepura, Kotaraja, Kota Jayapura, tim KPK yang dibantu Satuan Brimob Polda Papua menangkap Lukas Enembe. Lantas petugas membawanya ke Mako Brimob untuk diperiksa KPK.
Mengetahui hal tersebut, massa simpatisan Enembe mencoba menerobos penjagaan petugas di pintu gerbang Mako Brimob sehingga terjadi kericuhan. Dua orang simpatisan yakni DE (29) dan EP (36) diamankan petugas karena diduga sebagai pemicu kericuhan dengan melempar batu ke personel Brimob.
Pukul 13.58, KPK dengan pengawalan Brimob dan sejumlah pejabat Polda, menuju Base Ops Lanud Bandara Sentani. Tim rasuah hendak membawa Enembe ke Jakarta menggunakan pesawat carter Trigana Air. Pada saat yang sama, simpatisan Enembe memaksa masuk bandara.
Lantas terjadi bentrokan massa dan petugas di bandara. Massa menyerang petugas menggunakan batu dan busur panah. Petugas pun melakukan tembakan peringatan namun massa abai. 17 simpatisan ditangkap, namun satu di antaranya tewas karena tertembak.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Fahreza Rizky