tirto.id - Sejumlah pohon imitasi dipasang di sejumlah trotoar di kawasan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (31/5/2018). Keberadaan pohon itu kemudian ramai diperbincangkan lantaran penempatannya dianggap membuat trotoar semakin sempit dan mengganggu pejalan kaki.
Tak lama setelah berita pohon imitasi itu beredar, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan segera memerintahkan pohon itu dicopot. Ia tak memberikan penjelasan sedikit pun terkait keberadaan pohon tersebut, meski jadi bahan pergunjingan warganet.
Sempat beredar kabar, pengadaan pohon berasal dari Dinas Kehutanan DKI Jakarta. Soalnya, dalam situsweb lpse.jakarta.go.id terpancang pengumuman soal tender Dinas Kehutanan untuk Pengadaan Tanaman dan Bahan Dekorasi dengan nilai Rp 8,1 miliar lebih.
Saat dikonfirmasi Tirto, Kepala Dinas Kehutanan Djafar Muchlisin membantah instansinya yang memasang pohon tersebut. Ia juga menampik tudingan yang menyebutkan Dinas Kehutanan sebagai instansi yang mengadakan barang untuk tanaman-tanaman imitasi di sepanjang trotoar tersebut.
Djafar mengatakan, pohon-pohon tersebut diadakan Dinas Perindustrian dan Energi. Pengumuman lelang pengadaan barang di LPSE sebesar Rp8,1 miliar, kata dia, juga bukan diperuntukkan hiasan dan dekorasi trotoar.
“Beda, itu bukan untuk hiasan trotoar. Bukan anggaran Dinas Perhutanan,” ujarnya, Kamis (30/5).
Penjelasan Djafar sesuai dengan data yang dapat diakses dalam situsweb publik.bappedadki.net pertanggal 31 Mei 2018. Dalam laporan serapan anggaran Dinas Kehutanan, alokasi untuk pengadaan Tanaman dan Bahan Dekorasi sama sekali belum terserap dan masih dalam tahap penyusunan draft kontrak (SSUK/SSKK).
Alokasi anggaran pengadaan barang itu adalah Rp 14 miliar--lebih besar dari harga yang ditawarkan oleh PT Cahaya Perisai Asia selaku pemenang tender yakni Rp 8,1 miliar. Artinya, lelang pengadaan barang tersebut memang bukan untuk pohon-pohon imitasi yang diperdebatkan di media sosial.
Dari mana Asal Pohon Imitasi?
Bagi Wakil Gubernur Sandiaga Uno, ribut-ribut soal pohon imitasi di media sosial adalah hal yang menggelikan. Sembari terkekeh, ia menginformasi kecurigaan banyak pihak soal dari mana pohon-pohon itu berasal beserta sumber anggarannya.
Sandiaga sempat bingung ketika pohon imitasi itu dipasang beberapa hari lalu. Kala itu, Sandiaga mengaku baru pulang umrah. “Waktu landing kan menuju ke Merdeka Selatan langsung, dari airport, saya baca beritanya tentang lampu yang baru dipasang. Terus kebetulan melihat ke kiri [trotoar] ada beberapa. Tapi kok bentuknya seperti itu,” ujar Sandiaga.
Ketika ia mencari informasi kepada kepala dinas, pohon-pohon imitasi itu sudah dicabut dari trotoar. Menurut Sandiaga, pohon imitasi itu merupakan aset yang dimiliki Suku Dinas Perindustrian dan Energi (Sudin PE) Jakarta Pusat. Pemasangan lampu-lampu itu juga dilakukan atas inisiatif Sudin PE Jakarta Pusat tanpa sepengetahuan dari kepala dinas serta gubernur.
Akibat kurangnya koordinasi itu lah, kata Sandiaga, niat baik dan inisiatif tersebut justru mendapat respons negatif dari publik. "Ya sometimes people make effort untuk mengambil inisiatif ya. Tapi kadang-kadang, inisiatif tersebut ada yang tidak terpikirkan dengan baik dan kami beri pengertian ke mereka, bahwa kalau mereka ngambil inisiatif itu lebih baik disosialisasi dulu ke kepala dinasnya,” ucap Sandiaga.
Dihubungi terpisah, Kepala Sudin PE Jakarta Pusat Iswandi mengakui pohon-pohon imitasi yang berfungsi sebagai lampu hias trotoar itu merupakan aset milik instansinya yang diadakan pada tahun anggaran 2017. “Jadi ini untuk event waktu itu, HUT DKI. Sehabis itu dicopot,” ujarnya.
Dalam dokumen e-budgeting 2017, anggaran lampu hias memang tercantum di pagu kegiatan Sudin Jakarta Pusat. Alokasi anggarannya sebesar Rp1,42 miliar untuk pemasangan 5.652 titik lampu hias.
Nilai pengadaan barang lewat tender tersebut tak terlacak dalam situsweb lpse.dkijakarta.go.id. Pengadaan lampu hias hanya ditemukan untuk tahun anggaran 2018, dengan nilai Rp 2,2 miliar. Hingga saat ini pemenang lelang tersebut belum ditentukan dan, secara otomatis, anggarannya belum terserap.
Sehari setelah pohon ini ramai, Gubernur DKI Anies Baswedan akhirnya berkomentar. Ia mengakui sudah menegur Iswandi terkait pemasangan pohon imitasi ini. Anies juga sudah memerintahkan pohon imitasi dibongkar dari trotoar.
“Jadi ini adalah langkah salah tanpa permisi, tanpa ada izin dan begitu ketahuan, kita dengar ya langsung minta cabut,” kata Anies usai mengikuti upacara hari kelahiran Pancasila di Gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, pagi tadi.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Mufti Sholih