Menuju konten utama

Simon McMenemy: dari Piala AFF 2010 ke Timnas Indonesia

Simon McMenemy mulai dikenal sejak dirinya mengantarkan Filipina ke babak semifinal Piala AFF 2010.

Simon McMenemy: dari Piala AFF 2010 ke Timnas Indonesia
Pelatih asal Inggris, Simon McMenemy, menghadiri sesi latihan Bhayangkara FC di Lapangan Polda Jawa Timur, Surabaya, Jatim, Sabtu (14/1). Simon McMenemy menggantikan pelatih lama Bhayangkara FC, Ibnu Grahan, pada perhelatan Liga Super Indonesia 2017 yang digelar Maret mendatang. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/kye/17

tirto.id - PSSI secara resmi menunjuk Simon McMenemy sebagai pelatih Timnas Indonesia dengan durasi dua tahun ke depan, Kamis (20/12/2018). Menilik awal kepelatihannya di Asia Tenggara, pria kelahiran Aberdeen, 6 Desember 1977 itu mulai dikenal semenjak mengantarkan Filipina menembus semifinal Piala AFF 2010.

Saat itu, Simon membuat Filipina menjadi tim yang mengejutkan dengan mengombinasikan para pemain naturalisasi. Dua bersaudara James dan Phil Younghusband menjadi sosok yang mencuri perhatian. Selain itu, nama-nama naturalisasi lain seperti Christopher Greatwich, Rob Gier, Ray Anthony Jonsson, Kristopher Relucio, dan Mark Drinkuth menghiasi para pemain Filipina dalam skuat yang ia bawa dalam gelaran dua tahunan tersebut.

Hal serupa terjadi pula di Timnas Indonesia saat itu. Guna memperkuat lini depan di ajang Piala AFF 2010, Indonesia bertumpu pada sosok Cristian Gonzales yang baru saja dinaturalisasi pada November 2010. Hasilnya, tim Garuda finish menjadi runner-up.

Berbeda dengan Indonesia yang kerap lolos ke semifinal, Simon berperan besar pada prestasi Filipina yang melaju hingga semifinal untuk kali pertama pada Piala AFF 2010. Setelah bermain imbang melawan Singapura di laga pertama. Ia berhasil menumbangkan Vietnam yang berpredikat juara bertahan. Hasil imbang atas Myanmar di laga terakhir penyisihan grup sudah cukup membuat Filipina lolos ke babak semifinal. Di fase ini, The Azkals terhenti usai dikalahkan Indonesia dengan agregat 2-0.

Tak hanya itu, pada gelaran tersebut ia sukses mengorbitkan para pemain muda. Salah satu yang paling berhasil yakni menonjolnya peran penjaga gawang Neil Etherridge. Pada akhirnya pemain yang memilki darah Inggris ini menjadi pemain ASEAN pertama yang bermain untuk tim Premier League.

Setelah prestasi tersebut, ia mulai bertualang di Indonesia. Sempat didepak oleh Mitra Kukar dan Pelita Bandung Raya (Madura United sekarang), kariernya semakin menanjak setelah menukangi Bhayangkara FC. The Guardian berhasil dibawanya menjadi juara Liga 1 2017.

Dalam beberapa pekan terakhir, dirinya sempat diisukan bakal melatih Persib untuk menukangi kompetisi 2019, namun ia akhirnya secara resmi melatih Timnas Indonesia pada pada Kamis (20/12/2018). Melihat perjalanan karier kepelatihannya serta senangnya akan pemain muda, PSSI berharap ia bakal mampu membawa prestasi bagi Timnas Indonesia.

"Ada dua-tiga poin sebelum kita putuskan. Target Timnas, kedua resource menyangkut daya dukung dan pola kompetisi, termasuk finansial kami untuk mendukung program. Dari dua target itu, muncul pelatih. PSSI menggodok beberapa nama, dan akhirnya Simon fit dengan target yang disebutkan, dengan catatan dan track record ada note, dan fit dengan target," kata Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono.

Baca juga artikel terkait PELATIH TIMNAS INDONESIA atau tulisan lainnya dari Hendi Abdurahman

tirto.id - Olahraga
Penulis: Hendi Abdurahman
Editor: Herdanang Ahmad Fauzan