Menuju konten utama

Siapa Nahel Merzouk Pemicu Kerusuhan Prancis dan Update Terbaru

Profil Nahel Merzouk pemuda yang memicu kerusuhan di Prancis belakangan ini.

Siapa Nahel Merzouk Pemicu Kerusuhan Prancis dan Update Terbaru
Orang-orang melarikan diri saat terjadi bentrokan dengan polisi di pusat kota Lyon, Prancis tengah, Jumat, 30 Juni 2023. Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak orang tua pada hari Jumat untuk menjaga remaja di rumah dan mengusulkan pembatasan media sosial untuk memadamkan kerusuhan yang menyebar di seluruh Prancis atas kematian tersebut. penembakan polisi terhadap seorang pengemudi berusia 17 tahun. Tulisan di dinding berbunyi dalam bahasa Prancis "Justice for Nahel" (AP Photo/Laurent Cipriani)

tirto.id - Warga Prancis mengadakan aksi demonstrasi besar-besaran selama berhari-hari di seluruh penjuru negeri. Hal tersebut dipicu oleh seorang remaja bernama Nahel Merzouk, yang meninggal dunia karena ditembak oleh polisi.

Pada hari Selasa (27/7/2023) lalu Nahel Merzouk ditembak oleh seorang petugas polisi ketika sedang mengendarai mobil di Nanterre, wilayah pinggiran Paris. Pemuda berdarah campuran Aljazair-Maroko ini masih tinggal bersama dengan ibunya yang bernama Mounia.

Melansir surat kabar Prancis Le Parisien, Nahel Merzouk dan ibunya tinggal di lingkungan Vieux-Pont di Nanterre. Kawasan tersebut berada sekitar 15 km dari pusat kota Paris.

Profil Nahel Merzouk

Pada tahun 2021, Nahel Merzouk mengikuti kursus kualifikasi pada bidang kelistrikan di lycee Louis Bleriot yang dekat dengan Suresnes. Pemuda yang masih berusia 17 tahun itu juga merupakan anggota dari klub rugby Pirates of Nanterre.

Melalui akun Facebooknya, klub rugby Pirates of Nanterre.memberi penghormatan terakhir pada Nahel Merzouk. Mereka menulis sebuah postingan yang berbunyi "The Pirates of Nanterre adalah satu keluarga dan kami berduka atas kepergian saudara kami. Beristirahatlah dalam Damai Nahel".

Nahel Merzouk bahkan turut berpartisipasi dalam program integrasi bagi remaja yang bermasalah dan sedang berjuang di sekolah. Program ini dijalankan oleh sebuah asosiasi yang disebut Ovale Citoyen.

Presiden Ovale Citoyen Jeff Puech mengungkapkan bahwa Nahel Merzouk sangat ingin sukses dan harus putus sekolah, namun dia bukanlah seorang berandal.

Sementara itu, ibu Nahel Merzouk megungkapkan bahwa dirinya sempat marah kepada salah seorang petugas polisi. Mounia mengatakan bahwa petugas tersebut ingin membunuh seorang anak kecil yang memiliki penampilan seperti Arab. Dia menambahkan, seorang petugas polisi tidak bisa menggunakan senjatanya untuk menembak dan mengambil nyawa anak-anak.

Nahel Merzouk merupakan fans dari Marseille Jul. Dia sempat tampil sesaat dalam salah satu video musik rapper tersebut dalam lagu yang berjudul ”Ragnar”. Lagu tersebut tayang di kanal YouTube sejak bulan Mei lalu.

Kematian Nahel Merzouk terekam dalam video dan memicu kembali keluh kesah komunitas kota dari kalangan menengah ke bawah dan ras campuran tentang kekerasan dan rasisme yang dilakukan oleh petugas polisi. Namun, presiden Prancis Emmanuel Macron membantah tudingan adanya rasisme dalam lembaga penegak hukum di Prancis.

Ratusan orang mengantri untuk masuk ke dalam masjid agung Nanterre, ketika pemakaman Nahel Merzouk pada hari Sabtu (1/7/2023) lalu. Acara pemakaman tersebut dikawal oleh para sukarelawan yang mengenakan rompi berwarna kuning.

Sedangkan petugas polisi yang menembak Nahel Merzouk sedang menjalani penyelidikan atas kasus penembakan itu dan telah ditahan.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Tifa Fauziah

tirto.id - Politik
Kontributor: Tifa Fauziah
Penulis: Tifa Fauziah
Editor: Dipna Videlia Putsanra