Menuju konten utama
Berita Internasional Terkini

Siapa Alex Konanykhin: Bikin Sayembara Tangkap Putin, Hadiah Rp14 M

Alex Konanykhin adalah pengusaha asal Rusia yang pernah memiliki kekayaan bernilai 300 juta dolar AS.

Siapa Alex Konanykhin: Bikin Sayembara Tangkap Putin, Hadiah Rp14 M
Alex Konanykhin. wikimediacommons/free

tirto.id - Nama Alex Konanykhin sedang menjadi perbincangan hangat. Pasalnya, pengusaha asal Rusia yang kini berbasis di California itu membuat sayembara: barang siapa yang berhasil menangkap Presiden Rusia Vladimir Putin, maka dia akan dihadiahi `1 juta dolar AS atau setara Rp14 miliar.

"Saya berjanji untuk membayar $1.000.000 kepada petugas yang sesuai dengan tugas konstitusional mereka, menangkap Putin sebagai penjahat perang di bawah hukum Rusia dan internasional," tulis Alex Konanykhin di media sosial, seperti dikutip New York Post.

Awalnya, Alex Konanykhin memposting sebuah poster bergambar Putin dengan kalimat: "Dicari: Mati atau hidup. Vladimir Putin atas pembunuhan massal.” Tetapi gambar itu sudah dihapus Facebook, Konanykhin kemudian berdalih kalau dia tidak bermaksud membayar pembunuhan Putin.

“Sementara hasil seperti itu akan disambut oleh jutaan orang di seluruh dunia, saya percaya bahwa Putin harus dibawa ke pengadilan,” tulisnya dalam sebuah pembaruan. Konanykhin pun mengaku tidak takut kalau aksinya itu akan mendapat pembalasan dari loyalis Putin.

Vladimir Putin

Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidatonya dalam pertemuan dengan lulusan sekolah tinggi militer Kementerian Pertahanan dan Darurat, Layanan Keamanan Federal, Layanan Penjaga Federal, dan Garda Nasional di Moskow, Rusia, Senin, 28 Juni 2021. Mikhail Tereshchenko, Sputnik, Kremlin Pool Foto via AP

Profil Alex Konanykhin: Pebisnis Asal Rusia

Alex Konanykhin, pengusaha asal Rusia yang berbasis di California. Menurut Vice, Konanykhin pernah memiliki kekayaan bernilai 300 juta dolar AS. Dia terakhir kali meninggalkan Rusia pada tahun 1992. Sejak saat itu, dia belum pernah ke sana lagi.

Dalam biografinya tentang "Unicorn Hunters," yang ia ciptakan, Konanykhin disebut sebagai "pengusaha internasional visioner dan penulis buku terlaris."

Setelah meninggalkan Rusia, Konanykhin mendapat suaka pada 1999 dan mendirikan perusahaan periklanan web di New York. Setelah dicabut pada 2003, ia hampir dideportasi, akhirnya dipulihkan pada tahun 2007.

Setelah jatuhnya Uni Soviet, Alex Konanykhin lolos dari penculikan KGB. Ia kemudian dipenjarakan oleh pejabat imigrasi Amerika dan memulai sebuah perusahaan.

Konanykhin merinci pembelotannya dalam bukunya, “Defiance : How to Succeed in Business". Dia pernah diburu oleh FBI, KGB, INS, Departemen Keamanan Dalam Negeri, Departemen Kehakiman, Interpol dan Mafia Hit Men. Dia juga ikut mendirikan perusahaan teknologi yang sekarang bernilai lebih dari 2,4 miliar dolar AS, demikian menurut bio acara TV.

Menurut sebuah artikel tahun 1996 di The Washington Post, Alex Konanykhin belajar di Institut Fisika dan Teknologi Moskow sebelum keluar. Ia sempat membuka koperasi mahasiswa konstruksi, kemudian masuk ke bisnis lain, seperti perbankan, saham dan real estate.

Seperti dikutip harian surat kabar Spanyol, Marca, pada tahun 1996, Konanykhin dan istrinya ditahan di Amerika Serikat oleh agen imigrasi federal dengan tuduhan melanggar persyaratan visa AS mereka.

Kasus ini dipicu karena pihak berwenang Rusia mengklaim kalau dia telah menggelapkan 8 juta dolar AS dari Bank Pertukaran Rusia di Moskow.

Kasus itu berlarut-larut selama berminggu-minggu. Selama persidangan, Konanykhin bersaksi bahwa beberapa asisten perusahaannya di Bank Pertukaran Rusia menekan dan mengancamnya sehingga membuatnya pindah ke Hongaria.

Setibanya di Hongaria, ia kembali diancam lagi dengan kekerasan sehingga ia melarikan diri ke Republik Ceko dan kemudian ke New York.

Pihak berwenang Rusia mengklaim bahwa versinya tentang peristiwa itu salah dan dia hanya berusaha memfitnah mantan karyawannya.

Baca juga artikel terkait PERANG RUSIA DAN UKRAINA atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Politik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya