tirto.id - Berbagai kritik yang muncul tidak mengurangi keriangan menonton film live action Ghost in The Shell yang diperankan Scarlet Johannson. Keindahan visual, jalan cerita yang menarik (meski bukan tanpa kritik), sensasi cyberpunk, dan polemik whitewhasing membuat banyak orang sadar bahwa ada potensi dalam film laga yang diadaptasi dari seri anime Jepang.
Ada banyak film yang diadaptasi dari kebudayaan populer Jepang oleh studio-studio Holywood. Seperti film Akira Kurosawa, Seven Samurai, yang diadaptasi menjadi The Magnificent Sevent, novel Shusaku Endo yang kemudian diadaptasi menjadi film Silence. Namun adaptasi film live action yang berasal dari seri anime dan manga masih sedikit, jika pun ada biasanya kualitas yang dihasilkan buruk. Coba tengok film adaptasi live actionDragon Ball yang luar biasa menggelikan.
Memang apa pentingnya anime sehingga perlu dionton? Kazuaki Nagata dari japantimes menulis bahwa anime adalah produk kebudayaan populer Jepang yang mampu menaklukkan selera masyarakat dunia dalam skala global. Ini membuat Jepang menjadi salah satu negara yang paling diperhitungkan dalam industri hiburan. Anime adalah “soft power” yang merebut perhatian tidak hanya anak muda tapi juga banyak orang dewasa.
Kazuaki berpendapat kebangkitan industri hiburan Jepang berbasis manga dan anime berhutang pada sosok maestro bernama Osamu Tezuka yang disebut dewa manga. Osamu Tezuka dikenal sebagai seseorang yang mengubah lanskap manga Jepang yang menghadirkan rangkaian gerak dalam komik seperti dalam film. Ia juga merevolusi genre komik dengan menghadirkan cerita yang berkembang dari sains fiksi, drama, filosofi, sampai agama. Dari sinilah manga bisa menghasilkan anime yang tak lagi bercerita tentang kisah anak-anak namun juga kehidupan orang dewasa.
Salah satu seri anime paling awal yang lahir di Jepang adalah Tetsuwan Atom pada 1963. Seri ini dikenal sebagai Astro Boy di Inggris. Atom jadi seri animasi penting bukan hanya karena ia lahir paling awal, tapi karena Tezuka berhasil menghadirkan gambar-gambar yang hidup hanya dengan diam. Ini merupakan usaha menyiasati ongkos produksi film kartun seri yang terlampau mahal. Tezuka menghadirkan cerita yang kompleks, gambar yang detail, karakter yang kuat, sehingga tak perlu menggambar banyak untuk menghadirkan satu adegan yang dramatis.
Untuk itu tim riset Tirto mengumpulkan beberapa judul seri animasi yang bisa ditonton untuk melihat lanskap anime penting di Jepang. Seri animasi Jepang tidak hanya menghadirkan visual yang indah, tapi juga jalan cerita yang membuat penontonnya hanyut dalam emosi. Beberapa malah memang dengan sengaja menghadirkan cerita dengan tema horor yang melibatkan visual kejam. Kadang berhasil menyodorkan pertanyaan rumit, seperti Neon Genesis Evangelion, soal perlukah manusia diciptakan di dunia?
Neon Genesis Evangelion rilis pertama kali pada 4 October 1995. Seri anime ini berkisah tentang bagaimana jika masa depan diancam oleh monster raksasa dan satu-satunya penyelamat manusia adalah robot yang dibuat dari monster tersebut. Karakter Shinji Ikari sebagai pilot Eva mesti bertikai dengan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Eva menjadi tontonan penting pada masanya karena dengan mudah, sekaligus berhasil, mencampurkan elemen robot raksasa melawan monster dengan kehidupan remaja sekolah sehari-hari.
Eva juga istimewa karena berhasil menyelipkan berbagai metafora biblikal, juga penggambaran alienasi yang lahir dari relasi buruk ayah dan anak. Selain itu ada juga isu lingkungan, pemanasan global, kebencian terhadap yang asing yang digambarkan, juga kemanusiaan yang menjadi tema sentral Evangelion. Seri animasi ini dibuat oleh studio Gainax dan Tatsunoko Production serta disutradarai Hideaki Anno. Seri anime pada 2013 memperoleh pendapatan hingga 1,03 miliar dolar di seluruh dunia dari penjualan berbagai cenderamata.
Salah satu elemen penting yang membuat animasi Jepang digemari adalah musik yang dihadirkan. Mereka kerap kali membuat seorang artis atau band menjadi terkenal karena menjadi musik pembuka. Beberapa seri animasi yang dikenal memiliki soundtrack legendaris adalah Cowboy Bebop, Samurai X, Samurai Champloo, dan Naruto. Musik-musik ini bisa demikian melekat di kepala para penggembarnya karena nyaris semua penonton anime menikmati musik itu sembari menunggu seri dimulai.
Takamasa Sakurai di japantimes menyebut bahwa anime mengubah pandangan bahwa kartun adalah tontonan anak-anak. Anime bisa menghadirkan gambar telanjang, brutal, dan kebencian secara vulgar. Dan itu dianggap sebagai hal yang biasa saja. Karakter dan jalan cerita yang dihadirkan bisa jadi sangat radikal, misal hadirnya karakter samurai negro dalam Afro Samurai dengan tindakan brutalnya. Atau bagaimana metafora NAZI digunakan dalam manga Monster. Masing-masing dari cerita tersebut tidak menghadirkan elemen visual yang indah ala Disney, malah cenderung muram dan keji.
Salah satunya adalah Ergo Proxy, seri anime yang diproduksi Manglobe dan disutradarai Shukō Murase dan ditulis oleh Dai Satō. Seri yang pertama kalo muncul pada 25 Februari 2006 bercerita tentang manusia di masa depan yang hidup bersama dengan android. Namun kemunculan satu mahluk bernama Proxy mengubah semua itu. Virus bernama Cogito membuat pra android memiliki kesadaran sehingga memicu berbagai kasus pembunuhan manusia.
Re-L atau "Ree-EL" adalah tokoh utama yang bertugas melakukan investigasi mencari kebenaran kasus pembunuhan itu. Ia kemudian menemukan bahwa setiap kasus pembunuhan berkaitan dengan seseorang atau sesuatu yang bernama Proxy, yang diketahui merupakan produk gagal dari eksperimen gila pemerintah. Seri ini menjadi penting karena menghadirkan elemen noir yang dipadu dengan tema pergulatan manusia dengan makhluk yang begitu lain.
Menurut data Association of Japanese Animations, pada 2010 ada 60 perusahaan anime yang menyediakan tontonan animasi untuk 112 negara. Perusahaan ini menyediakan tontonan animasi untuk 87,2 persen populasi dunia dari berbagai genre. Diplomasi kebudayaan anime, “Anime Bunka Gaiko”, saat ini bisa mencapai negara konservatif sekali pun, seperti Arab Saudi. Salah satu serial anime penting yang tahun ini menginjak usia ke-19 adalah Cowboy Bebop.
Seri animasi ini pertama kali rilis pada 3 April 1998 di Jepang dan langsung menjadi perhatian karena menggabungkan elemen futuristik dan pikiran filosofis. Seri ini diproduksi oleh Sunrise, disutradarai oleh Shinichirō Watanabe dan penulis naskah Keiko Nobumoto. Berlatar di masa depan pada 2071, seri animasi inidianggap penting pada awal 2000an karena memperkenalkan genre animasi Jepang ke seluruh dunia. Beberapa kritik menyebut bahwa Cowboy Bebop adalah seri anime paling penting yang pernah dibuat.
Penulis: Arman Dhani
Editor: Arman Dhani